Ketimbang Laki-laki, Perempuan Lebih Merasakan Efek Samping Vaksin Covid-19, Ketahui Sebabnya
Hampir semua reaksi anafilaksis langka terhadap vaksin Covid-19 juga terjadi pada perempuan.
Editor: Willem Jonata
Namun, ini sebetulnya bukanlah temuan yang merugikan buat perempuan. Sebab, efek samping yang dialami biasanya ringan dan singkat.
Selain itu, reaksi fisik juga merupakan tanda bahwa vaksin bekerja. Meskipun, tidak ada gejala tak lantas dapat diartikan vaksin tidak bekerja.
"Tubuh kita meningkatkan respons kekebalan yang sangat kuat (setelah divaksin) dan sebagai hasilnya kita kemungkinan besar akan terlindungi," kata Dr. Klein.
Untuk diketahui, baik Moderna maupun Pfizer bukanlah jenis vaksin yang sudah didistribusikan ke masyarakat Indonesia saat ini.
Namun, Pfizer adalah salah satu merek vaksin yang nantinya berpeluang digunakan di Indonesia, sehingga hasil studi ini cukup relevan untuk diketahui masyarakat Indonesia.
Selain itu, hasil ini juga ternyata konsisten dengan hasil dari vaksin-vaksin terdahulu, selain vaksin Covid-19.
Untuk itu, ada kecenderungan hasil yang sama juga ditemukan pada penerima vaksin Covid-19, meskipun belum ada penelitian serupa yang membuktikannya.
Penyebab efek lebih dirasakan oleh perempuan
Beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa lebih banyak perempuan yang cenderung merasakan efek samping vaksin Covid-19, antara lain:
1. Faktor perilaku
Menurut peneliti kesehatan internasional dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Rosemary Morgan, ada kecenderungan perempuan lebih mungkin melaporkan efek samping yang dirasakan, sekalipun jika efek samping yang dirasakan sebetulnya sama dengan laki-laki.
Tidak ada penelitian khusus yang dapat mendukung klaim ini.
Tetapi, ia meyakini kemungkinan laki-laki melapor ke dokter akibat efek samping vaksin lebih kecil daripada perempuan.
2. Faktor biologis