Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas selama pandemi menurun drastis.

"Terjadi penurunan yang cukup drastis dari kunjungan layanan ke fasilitas kesehatan. Terutama ke fasilitas kesehatan primer atau tingkat pertama," ujar Budi, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (17/3/2021).

Budi mengatakan data penurunan itu merujuk pada hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbang) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) periode 2014-2020.

Baca juga: Kepala Bappenas: Penanganan Covid-19 Belum Maksimal, Pandemi Masih Mungkin Terjadi Tahun Depan

Baca juga: Kemenkes Optimistis Vaksin AstraZeneca Habis Digunakan Meski Masa Simpan Singkat

Dari data tersebut, dijelaskan bahwa 83,6 persen puskesmas mengalami penurunan kunjungan pasien.

Penurunan cakupan imunisasi juga mengalami penurunan dengan tercatat ada 56,9 persen puskesmas mengalami hal tersebut. Selain itu 43 persen puskesmas meniadakan pelayanan Posyandu.

"Karena memang ada kekhawatiran terkait dengan pandemi Covid-19 ini. Terus terang juga cukup mengkhawatirkan, karena imunisasi ini akan sangat menentukan kesehatan anak-anak kita di masa mendatang," ungkap Budi.

Budi juga menyebut selama pandemi hanya tercatat 68,7 persen puskesmas yang melakukan kunjungan Rumah Balita Stunting. Jumlah itu berkurang sekitar 32 persen dari kunjungan sebelum pandemi Covid-19.

Puskesmas yang melakukan kunjungan ke rumah ibu hamil pun tercatat menurun 30 persen. Budi mengatakan 28 persen puskesmas juga membuka layanan tidak sesuai seperti sebelum pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, Budi mengatakan data-data yang ada membuat Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas selama masa pandemi.

Agar masyarakat tetap merasa aman saat berkunjung, Budi menegaskan penerapan protokol kesehatan harus diutamakan. Selain itu penting pula untuk mengoptimalisasi kapasitas tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

"Jadi bagaimana layanan kesehatan dasar, bisa tetap disampaikan di masa pandemi, tapi dengan protokol kesehatan baru yang membuat baik yang dilayani maupun melayani merasa nyaman untuk memberikan layanan kesehatan," tandas Budi.