Meski Reaksinya Lambat, Obat Herbal Minim Efek Samping Dibanding Obat Kimia
Efek samping penggunaan obat kimia yang terlalu banyak atau sering, dapat menyebabkan kerusakan pada organ bagian dalam tubuh
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dr. Resna Murti Wibowo, Sp.PD, FINASIM, M.Kes menjelaskan perbedaan antara obat herbal atau jamu dengan obat kimia.
Kedua jenis obat ini memang diketahui memiliki manfaat dalam pengobatan penyakit.
Namun obat herbal cenderung 'minim efek samping' jika dibandingkan obat kimia.
Ia menyampaikan bahwa manfaat obat kimia biasanya dapat langsung dirasakan oleh pasien yang mengkonsumsinya.
Karena obat jenis ini menunjukkan reaksi yang cepat dalam menghilangkan gejala penyakit pada tubuh seseorang.
"Jadi kalau kita lihat perbedaannya, obat kimia ini bisa langsung menghilangkan gejala, reaksinya cepat," ujar Dr Resna, dalam webinar 'Peranan Jamu Sebagai Imun Booster Di Era Pandemik', Selasa (23/3/2021) sore.
Namun dalam pemakaiannya, yang harus diwaspadai adalah obat kimia bersifat destruktif.
Baca juga: Obat Herbal dan Obat Kimia Beri Manfaat yang Sama untuk Kesehatan
Jika tidak diperhatikan dosis penggunaannya, maka obat ini dapat melemahkan organ tubuh mereka yang mengkonsumsinya.
"Tapi (obat ini) bersifat destruktif, hati-hati, dia bisa melemahkan organ tubuh," kata Dr Resna.
Oleh karena itu, para dokter pun sangat memperhatikan tiap dosis obat kimia yang diberikan kepada pasiennya.
Karena efek samping penggunaan obat kimia yang terlalu banyak atau sering, dapat menyebabkan kerusakan pada organ bagian dalam tubuh, seperti infeksi lambung hingga kerusakan pada ginjal.
"Jadi kita biasa kalau memberikan obat kimia harus evaluasi, berapa dosisnya, efek samping bisa infeksi lambung, hati, kerusakan pada bagian ginjal," papar Dr Resna.
Ia kemudian menyebut bahwa hal ini pun harus diperhatikan oleh pasien yang mengkonsumsi obat pereda nyeri.
"Dan utamanya pada pasien-pasien yang menggunakan obat-obatan anti nyeri," tutur Dr Resna.
Baca juga: Mengenal Panitia Kebaikan yang Viral di TikTok karena Bagikan Donasi untuk Para Lansia di Malang
Obat kimia, kata dia, memang memiliki reaksi cepat dalam menghilangkan gejala penyakit, namun dapat memicu munculnya alergi.
Ini yang membuat obat kimia berbeda dengan obat herbal.
"Reaksi terhadap tubuh juga cepat, maksudnya reaksi alergi biasanya lebih cepat dibandingkan dengan herbal," tegas Dr Resna.
Obat herbal tidak hanya memiliki manfaat untuk memperbaiki atau mengembalikan fungsi organ tubuh, namun juga menyembuhkan dan mencegah munculnya penyakit.
Oleh karena itu jenis obat yang berasal dari tumbuhan ini disebut bersifat rekonstruktif dan kuratif.
Baca juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Mandi Wajib, Simak Penjelasan Waktu Mandi Junub Sebelum Berpuasa
"Nah obat herbal diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organ-organ yang besar, bersifat rekonstruktif, jadi kita berusaha mengembalikan fungsi pada tubuh kita. Kuratif, benar-benar targetnya menyembuhkan ya, memperbaiki sel-sel yang ada, mencegah penyakit yang baru dan pemulihan terhadap tubuh dari penyakit," kata Dr Resna.
Kendati memiliki sederet manfaat bagi pemulihan kesehatan, obat herbal menunjukkan reaksi yang lambat dibandingkan obat kimia.
Namun jika dilihat dari efek sampingnya, obat herbal dapat disebut sebagai obat yang 'minim' efek samping.
"Reaksinya lambat tapi bersifat konstruktif dan efek sampingnya cukup minimal. Jadi obat kimia biasanya bersifat instan, tetapi obat herbal pada saat kita berperang (melawan penyakit) 'baiklah kita harus serang' tapi kita harus memperbaiki kondisi tubuh kita (terlebih dahulu)," pungkas Dr Resna.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.