Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Jaga Imun, Makanan Apa yang Harus Dihindari dan Diperlukan Saat Pandemi? Ini Saran Ahli Gizi

Jika awal pandemi banyak yang paranoid, saat setahun berjalan justru banyak yang abai. Makanan apa saja yang perlu dihindari dan diperlukan saat ini?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jaga Imun, Makanan Apa yang Harus Dihindari dan Diperlukan Saat Pandemi? Ini Saran Ahli Gizi
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Makanan Apa yang Harus Dihindari dan Diperlukan Saat Pandemi Covid-19? Ini Penjelasan Ahli Gizi (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saat awal pandemi masyarakat was-was bahkan cenderung paranoid. Vitamin, masker, makanan sehat dibeli semua.

Namun makin ke sini hal itu terabaikan, padahal asupan nutrisi dan daya hidup adalah kunci untuk imunitas tubuh di masa pandemi ini.

Spesialis Gizi Klinik, Dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.GK menuturkan, selama pandemi banyak pasien baru yang berkonsultasi dengan keluhan berat badan (BB) naik

Hal itu didasari pada adaptasi yang berubah, pola makan berubah, aktivitas fisik berkurang.

Baca juga: Duh Berat Badan Naik Selama Pandemi, Apa Solusinya? Ini Saran Ahli Gizi

Baca juga: BPOM Tetapkan Vitamin D 1000 IU sebagai Suplemen Kesehatan

"Berat badan jadi naik terus. Dari 10 pasien, 5 pasien mengeluhkan hal ini," ujarnya dalam Webinar bertajuk 'Refleksi Setahun Pandemi, Masyarakat Semakin Abai atau Peduli Forum Ngobras dan Frisian Flag', Senin (23/3/2021).

Ia memaparkan, untuk asupan buah dan sayur, hanya <5% masyarakat usia di atas 5 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur >5 porsi per hari.

"Idealnya, kita makan 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari. Tapi >95% mengonsumsinya <5 porsi per hari," terang Diana.

BERITA REKOMENDASI

*Pola Makanan Gizi seimbang*

Artinya semua zat gizi harus ada dalam menu makan setiap hari, secara seimbang, baik makronutrisi maupun mikronutrisi.

Komsumsi 8 gelas air putih per hari, lalu karbohidrat 3-8 porsi/hari, sayur dan buah, protein nabati (2-3 porsi) dan hewani (2-3 porsi).

Penting untuk memperhatikan asupan makanan untuk diabetes dalam kesehariannya.
pola makan  (Shutterstock)

"Ini digambarkan seperti tumpeng. Paling bawah atau dasar adalah yang paling banyak, dan paling atas paling sedikit. Di bawah air dan paling atas adalah gula, garam, dan lemak. Kita tetap butuh, tapi sedikit saja," ungkapnya.

Kementrian Kesehatan juga membuat pedoman Isi Piringku. Bagi piring jadi 3 bagian: isi 1/3 dengan makanan pokok (karbohidrat); 1/3 aneka sayur; 1/3 gabungan lauk hewani, nabati, dan buah serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


*Kurangi dan Hindari Makanan Ini*

Diana menyarankan, agar mengurangi makanan-makanan yang tinggi garam, gula sederhana, dan lemak jenuh, apalagi lemak trans.

Misalnya makanan bersantan, gorengan, jeroan, junk food.

"Makanan seperti ini memicu inflamasi pada tubuh, membuat kita rentan terhadap infeksi. Ingat, virus COVID-19 masih ada," pesannya.

Imunitas tubuh harus dijaga. Selain menjaga pola makan, tetaplah aktif bergerak. Disarankan 150 menit/minggu.

Tips menyimpan makanan bersantan agar tahan lama
Tips menyimpan makanan bersantan agar tahan lama (Sajian Sedap)

"Jadi kalau dibagi 5 hari, cukup 30 menit/hari. Tidur cukup, jangan kebanyakan nonton sampai larut malam. Tidur cukup akan membantu menjaga imunitas. Kurangi beli makanan online, buatlah masakan di rumah. Ajaklah anak memasak bersama, agar mereka lebih semangat," ungkap Diana.

Selain itu penting juga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 5M. Jika merasakan gejala COVID-19, segeralah datang ke fasilitas kesehatan.

"Jangan karena takut, akhirnya terlambat datang. Datanglah ke faskes, dengan memakai masker dan menjalankan prokes, agar cepat mendapat pertolongan," ujarnya.

*Makanan yang Disarankan Pasca Sembuh Covid-19*

Pasca sembuh atau dinyatakan negatif, penting bagi penyintas untuk terus menjaga pola makan sehat dan bergizi.

Ia mengatakan dalam proses penyembuhan maupun setelah sembuh, penyintas dianjurkan menambah 600 sampai 700 kalori perhari.

"Sebagai contoh, pasien Covid-19 itu ada tambahan 600 atau 700 kalori perhari, hampir sama kayak porsinya ibu menyusui, jumlah kalorinya harus ditambah," ujar Diana.

Ia melanjutkan, dalam pemenuhan jumlah kalori tersebut, seseorang dianjurkan memperbanyak protein baik hewani maupun nabati.

Daging Sapi Panggang Merica Hitam (Sajian Sedap)
Daging Sapi salah satu sumber protein hewani yang bagus dikonsumsi usai sembuhd ari covid  (Sajian Sedap) ((Sajian Sedap))

Protein berfungsi sebagai zat penyembuh dan pembangun dalam tubuh sehingga sangat baik dan bermanfaat.

"Jadi utamanya saat kita struggling atau sembuh dalam proses recovery fungsi protein itu ditambah," ucapnya.

Meski demikian Diana mengatakan, untuk menambah 700 kalori dalam porsi makanan sehat tidaklah mudah.

Sementara, jika makan junk food tinggi lemak maka 700 kalori sangat mudah didapat.

Untuk itu, penyintas Covid-19 disarankan menambah lauk protein hewani dan nabati dalam porsi makananya.

Selain itu pada jam selingan juga disarankan untuk ngemil tahu, kacang hijau, atau ditambah dengan susu satu sampai dua gelas.

"Dapat 700 kalori dari protein dari makanan seperti ayamnya ditambah, ikannya bisa dua, dan tambahin nabati lagi. Yerus kita akalain lagi selain jam makan utama 3 kali ada proteinnya .. seperti makanan 2 hewani dan 1 nabati. Ada selingan 3 kali snack sehat. Misalnya Smoothies buah ditambah yogurht dan susu. Porsi makanan tidak perlu banyak melainkan padat," ungkap Diana.

Simak berita seputar kesehatan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas