Mengenal 5 Potensi Prestasi dalam Tumbuh Kembang Anak, agar si Kecil Jadi Generasi Maju
Mari mengenal 5 potensi prestasi dalam tumbuh kembang anak, catat agar si kecil jadi generasi maju.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang tua menginginkan buah hatinya untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sebab, anak-anak merupakan generasi maju yang dapat membangun Indonesia untuk lebih baik di masa depan.
Dalam tumbuh kembang anak, ada lima aspek yang harus diperhatikan.
Kelima aspek ini disebut sebagai 5 potensi prestasi.
Apa saja 5 potensi prestasi tersebut?
Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., psikolog anak dan keluarga, lima potensi prestasi antara lain tumbuh tinggi, berpikir cepat, percaya diri, aktif bersosialisasi, dan tangguh.
Pada potensi tumbuh tinggi, fisik sang anak bertumbuh dan berkembang sesuai tahap usianya.
Sementara itu, jika si kecil dapat berpikir cepat, dia akan mudah memahami sesuatu, kritis menilai informasi, banyak ide, dan lancar berbicara.
Pada potensi percaya diri, sang buah hati akan yakin terhadap kemampuan dirinya.
Selain itu, pada potensi keempat, yakni aktif bersosialisasi, anak akan memiliki banyak keterampilan sosial.
Misalnya, berteman, bekerja sama, saling tolong-menolong, dan berempati terhadap satu sama lain.
Potensi prestasi kelima yaitu tangguh.
Potensi ini menjadikan anak mampu mengatasi stres.
Anak yang tangguh tidak hanya secara fisik saja, tetapi psikisnya juga mampu menghadapi stres.
Misalnya, ketika si kecil susah dalam membuka kotak makanan.
Jika dia memiliki potensi untuk tangguh, sang anak akan terus mencoba membuka kotak makanan hingga berhasil.
"Lima itu overall dibutuhkan seorang anak dan menjadi pondasi tumbuh kembang, dan secara khusus menjadi potensi prestasi untuk di-highlight saat pandemi ini, agar anak-anak mempunyai potensi prestasi yang optimal," tutur Anna dalam konferensi pers "Dukung Anak Generasi Maju Tumbuh Maksimal, Sarihusada Luncurkan SGM Eksplor Pro-gress Maxx dengan IronC".
Apa yang Terjadi jika 5 Potensi Prestasi Tidak Tercapai?
Anna menuturkan, terdapat berbagai akibat yang harus dihadapi jika lima potensi prestasi tidak tercapai.
Jika potensi untuk tumbuh tinggi tidak tercapai, tubuh anak akan menjadi kaku, lemas, mudah lelah, canggung, dan tidak seimbang.
Sementara itu, anak yang tidak mampu berpikir cepat akan mudah teralihkan pikirannya dari apa yang sedang dibicarakan.
"Si kecil juga akan menjadi pelupa, lambat dalam memahami, mudah tertipu, dan pikirannya cenderung lebih tertutup," ujar Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah Jakarta tersebut.
Dalam potensi percaya diri yang terhambat, sang buah hati akan menjadi pencemas, suka ragu-ragu, dan memiliki banyak masalah dalam aktivitasnya.
Anak yang tidak aktif bersosialisasi juga akan mudah minder, kesepian, sulit beradaptasi, dan sukar mendapat peluang dalam berteman atau mencari pekerjaan di masa depan.
Sementara itu, jika sang anak tidak tangguh, maka masalah yang dihadapi tak akan terselesaikan dan cenderung mengalami banyak kegagalan.
"Sebaliknya, jika tercapai, dia termotivasi, memotivasi dirinya sendiri untuk bangkit menyelesaikan masalah dan banyak keberhasilan," jelas Anna.
Cara Menstimulasi 5 Potensi Prestasi pada si Kecil
Untuk menghindari hal itu, orang tua perlu menstimulasi 5 potensi prestasi pada si kecil.
Cara menstimulasi si kecil untuk masing-masing lima potensi prestasi antara lain:
1. Tumbuh tinggi
- Penuhi kebutuhan gizi sang anak, termasuk zat besi dan vitamin C.
- Beri ruang aman untuk bergerak.
- Perbanyak aktivitas fisik dan kreatif, seperti bermain bola dengan banyak gerakan.
- Libatkan anak dalam kegiatan rumah tangga. Bukan hanya untuk membantu orang tua, tetapi agar bisa mengoptimalkan koordinasi motoriknya.
- Ajari aktivitas bantu diri, seperti mandi sendiri, makan sendiri, dan ganti baju sendiri.
2. Berpikir cepat
- Ajak anak mengobrol. Usahakan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang di sekitar. Gunakan bahasa yang baik dan benar, serta tidak lebih dari satu bahasa dalam satu percakapan.
- Bacakan buku, terutama buku untuk anak-anak, sesuai usianya.
- Ajak anak mengamati lingkungan di sekitar, cermati detail-detailnya.
- Ajari berbicara. Anak usia 1 tahun harus sudah diajak berbicara, paling lambat usia 18 bulan sudah memiliki ledakan kata-kata, di mana anak bisa mengucapkan banyak kata sekaligus yang sebelumnya telah dia pahami.
- Bermain teka-teki, agar strategi berpikir sang anak semakin lincah dan berkembang.
3. Percaya diri
- Buat relasi hangat. Banyaklah tersenyum dan memeluk anak.
- Beri kesempatan anak untuk memilih. Tentu saja pilihannya telah dikurasi oleh orang tua, seperti memilih baju.
- Beri pujian spesifik pada perilakunya. Misalnya, bukan memuji sebagai anak yang paling baik sedunia, tetapi spesifik menyebutkan perilakunya yang terpuji, seperti mengembalikan boneka ke lemari.
- Dorong anak untuk menghadapi kesulitan agar tidak mudah jatuh nantinya.
- Kurangi celaan dan kemarahan berlebihan, karena kemarahan dan celaan membuat anak merasa bahwa dirinya buruk. Padahal untuk percaya diri, dia harus tahu dirinya baik.
4. Aktif bersosialisasi
- Rajin melakukan kontak mata. Jangan sampai anak terlalu malu-malu untuk bergaul karena dirinya tidak biasa menjalin kontak mata.
- Ajak si kecil mengobrol menggunakan bahasa utama di sekitar.
- Beri respons positif saat dia bergaul, seperti tersenyum dan menampakkan wajah yang senang.
- Ajari menebak emosi orang lain. Misalnya, mengamati anak-anak lain di sekitar, atau memancing perasaan si kecil setelah menonton film tertentu.
- Lakukan roleplay atau bermain peran, agar anak terlatih sehingga dia nantinya bisa bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.
5. Tangguh
- Bersabar menunggu si kecil berproses. Terkadang orang tua tidak sabaran, sehingga ingin membantu sang anak. Hal itu membuat anak 'tahu beres', dan kemampuannya untuk berjuang tidak akan terasah.
- Beri konsekuensi yang wajar dari perbuatannya. Misalnya, jika anak menumpahkan air, dia harus membereskan tumpahan air tersebut.
- Tingkatkan target kemampuan secara bertahap dan beri apresiasi. Jangan mudah puas terhadap kemampuan anak yang stagnan.
- Jadilah orang tua sebagai contoh pribadi yang tangguh.
- Ajari anak cara mengatasi stres. Stres itu wajar, asalkan mengetahui cara mengatasinya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengajarkannya kepada si kecil.
"Oleh karena itu, lima potensi prestasi perlu dikembangkan. Jika potensi prestasi tak optimal, akan ada banyak kerugian," kata Anna.
"Untuk mengoptimalkan, penuhi kebutuhan gizi (antara lain zat besi dan vitamin C untuk anak) dan berikan stimulasi yang tepat. Stimulasi disesuaikan dengan potensi prestasi dan tahap tumbuh berkembang," imbuhnya.
Asupan Zat Besi pada Anak Indonesia
Seperti yang disebutkan Anna, satu dari sekian zat gizi yang diperlukan dalam mencapai 5 potensi prestasi adalah zat besi.
Sayangnya, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, satu dari tiga anak balita di Indonesia kekurangan zat besi.
Hal itu disampaikan oleh Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGk, dokter spesialis gizi klinis sekaligus President Indonesian Nutrition Association (INA).
Untuk menghindari kekurangan zat besi pada anak, menurut dr. Lusiana, orang tua perlu memberikan makanan kaya zat besi kepada sang buah hati.
Bahan makanan sumber zat besi antara lain:
1. Daging merah
2. Kerang-kerangan
3. Ikan
4. Hati
5. Sereal yang diperkaya zat besi
6. Kacang kedelai
7. Kacang-kacangan
8. Bayam
9. Biji wijen
10. Tahu
11. Kentang
12. Brokoli
13. Seledri
14. Telur
15. Jagung, dan lain sebagainya.
"Konsumsilah makanan yang bervariasi dan jangan menghindari makanan-makanan yang sangat bermanfaat. Makanan harus lengkap dan kita harus tahu makanan yang mengandung zat besi, kita harus mengingatnya, dan memasukkannya dalam menu sehari-hari," terang dr. Lusiana.
Vitamin C Membantu Penyerapan Zat besi
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh sang buah hati, zat tersebut perlu diserap dengan baik.
Vitamin C berperan penting dalam mendukung penyerapan zat besi.
Beberapa bahan makanan yang mengandung sumber vitamin C antara lain:
1. Lemon
2. Nanas
3. Cabai merah
4. Stroberi
5. Kentang
6. Bayam
7. Cabai hijau
8. Brokoli
9. Pepaya
10. Kranberi, dan sebagainya.
"Makanlah makanan yang bervariasi, karena ada makanan-makanan yang saling mendukung, meskipun sekarang ini kita dipermudah dengan teknologi makanan yang diperkaya," ujar dr. Lusiana.
"Makanan yang diperkaya zat besi dan vitamin C akan membantu kebutuhan zat besi dalam tubuh dan menurunkan risiko anemia. Makanan penting untuk membangun kesehatan anak-anak, karena nanti mereka akan menjadi generasi maju penerus bangsa," lanjut dosen di FK Universitas Diponegoro tersebut.
Mengoptimalkan 5 Potensi Prestasi Anak di Masa Pandemi
Untuk mengoptimalkan lima potensi prestasi di masa pandemi, orang tua perlu memenuhi kebutuhan gizi, termasuk zat besi dan vitamin C untuk anak, dan stimulasi yang tepat.
Hal itu juga diterapkan oleh selebriti sekaligus ibu dari dua anak, Alyssa Soebandono.
Sebagai seorang ibu, dia tak pernah berhenti dalam mencari permainan-permainan yang tepat untuk menstimulasi kedua buah hatinya, Rendra dan Malik.
Dengan rentang usia kedua anak yang berjarak dua tahun, permainan yang dibutuhkan belum tentu sama.
"Mungkin di usia Malik butuh mainan A, tetapi untuk Rendra di usia yang lebih dewasa lebih ditekankan ke stimulasi yang lain. Saya dengan suami berusaha menyediakan semua yang dibutuhkan anak-anak selama di rumah saja," ungkap Alyssa.
"Ada yang harus bikin lagi, dibeli lagi, tapi semua demi anak. Dan jangan sampai ada yang terlambat dan terhambat," tambahnya.
Selain itu, Alyssa juga menghadapi si kecil yang susah makan.
Sang anak sulung, Rendra, merupakan tipe anak yang pemilih dalam hal makanan.
Oleh karena itu, orang tua perlu memutar otak agar makanan yang masuk ke dalam tubuh anak memiliki gizi yang lengkap, nutrisi yang cukup, dengan rasa yang enak bagi si kecil.
Istri Dude Harlino tersebut mengungkapkan, dirinya memberikan menu makanan yang bervariasi agar dua buah hatinya tidak bosan.
Apalagi, sang buah hati merupakan tipe anak yang susah makan apabila melihat sayur dalam piring makanannya.
"Solusinya, misal bikin nasi goreng bentuknya tidak hanya ditata di piring saja, tapi dibentuk bintang atau bola-bola nasi, di dalamnya diselipin telur, daging ayam, hati," jelas Alyssa.
"Sayurnya juga kalau tidak bisa berbentuk sayur secara utuh, diselipkan atau dicincang dulu dan diselipkan di dalamnya nasi, jadi anak tidak tahu di dalamnya ada sayur," tambahnya.
Cara kedua yaitu dengan tidak pernah lelah dalam belajar dari sekitar.
Misalnya, bertanya dari orang tua, anggota keluarga lain, hingga teman-teman yang telah memiliki anak.
Membaca informasi dari internet, termasuk media sosial, juga penting dilakukan.
Di zaman sekarang, internet telah memberikan informasi yang lengkap dan bisa disimpan, sehingga informasi tersebut bisa dibaca kapan saja dan di mana saja.
Alyssa merekomendasikan untuk mendapatkan informasi dari akun Instagram @akuanaksgm dan situs www.generasimaju.co.id.
"Ada kumpulan-kumpulan artikel dari para ahli yang bisa dipercaya untuk menjadi acuan dan wawasan sebagai orang tua tentang risiko kekurangan zat besi, apa saja lima potensi prestasi tumbuh kembang anak, apa yang harus dilakukan jika mempunyai anak yang picky eater. Tinggal dicari keyword-nya, semua muncul," ujarnya.
Solusi Mengoptimalkan 5 Potensi Prestasi untuk Tumbuh Kembang Anak
Mengenai hal ini, Astrid Prasetyo selaku Marketing Manager SGM Eksplor juga menyampaikan, SGM Eksplor memiliki misi untuk memajukan semua anak Indonesia.
Caranya, yakni dengan memenuhi nutrisi dalam tubuh anak.
Dengan memberikan nutrisi yang lengkap, pertumbuhan sang buah hati akan dapat optimal.
"SGM Eksplor yang concern terhadap permasalahan tersebut ingin membantu berkontribusi supaya anak-anak Indonesia bisa semuanya sehat dan maju. Oleh sebab itu, SGM terus berinovasi dengan salah satunya memperkenalkan inovasi terbaru, yaitu SGM Eksplor Pro-gress Maxx dengan IronC," ungkapnya.
Kombinasi ini mengandung minyak ikan, omega 3 dan 6, IronC, protein tinggi, kalsium, vitamin D, serat pangan, vitamin C tinggi, dan zinc.
IronC memiliki formulasi yang sudah sesuai dengan rasio molar untuk memenuhi asupan zat besi si kecil.
Sebab, zat besi tidak hanya perlu dipenuhi oleh asupan nutrisi zat besinya sendiri.
Namun, jika vitamin C yang ada juga kurang, maka penyerapan zat besi pun jadi tidak optimal.
Oleh karena itu, kombinasi IronC dapat membantu mengatasinya.
"Diharapkan bisa membantu mencegah si kecil kekurangan zat besi dan nutrisi-nutrisi penting lainnya, seperti minyak ikan, omega 3, sehingga pertumbuhannya bisa optimal dan si kecil bisa memaksimalkan potensi prestasinya ke depan nanti," ujar Astrid.
Selain nutrisi yang penting untuk si kecil, orang tua juga perlu memberikan stimulasi dan edukasi untuk anak.
Oleh karena itu, di tahun 2021, SGM Eksplor menyediakan beberapa platform edukasi yang mudah diakses oleh para orang tua, untuk mendukung stimulasi dan edukasi lima potensi prestasi generasi maju.
Di antaranya yaitu Sekolah Generasi Maju, konten 5 Potensi Prestasi, dan Festival Generasi Maju.
Sekolah Generasi Maju merupakan platform yang berisi tips dan informasi untuk stimulasi lima potensi prestasi generasi maju.
Tips-tips tersebut diberikan oleh para ahli yang mendurung lima potensi prestasi si kecil, seperti dari psikolog Anna dan dr. Ardi Santoso, SpA, M.Kes.
Sekolah Generasi Maju juga menggelar kelas online bersama pendidik anak usia dini.
"Sekolah Generasi Maju, di situ ada konten-konten yang sudah dikurasi para ahli, video-video yang bisa memberikan inspirasi untuk ayah bunda, tools atau analisa potensi prestasi kecil, agar mengetahui bagaimana perkembangannya. Tinggal klik, ada hasil analisa, bisa ketahuan potensi prestasi si kecil," jelas Astrid.
Selain itu, ada pula konten 5 Potensi Prestasi.
Konten ini dapat diakses melalui www.generasimaju.co.id.
Orang tua dapat mengisi tes singkat mengenai tumbuh kembang si kecil, dan dapat mengetahui secara langsung persentase lima potensi prestasi pada buah hati.
Tak ketinggalan, Festival Generasi Maju akan hadir pada April 2021 mendatang.
Festival online ini bekerja sama dengan para ahli untuk mengedukasi orang tua anak Indonesia.
"Ada konten-konten edukatif untuk si kecil, konten-konten tentang nutrisi yang lebih ringan dengan talkshow yang dapat dipahami ayah bunda, agar anaknya bisa menjadi generasi maju," terang Astrid.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)