Fakultas Ilmu Keperawatan UI Rancang Aplikasi Deteksi Kegawatdaruratan pada Anak
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) merilis aplikasi untuk mendeteksi kegawatdaruratan pada anak.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) merilis aplikasi untuk mendeteksi kegawatdaruratan pada anak.
Kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, tidak terkecuali pada anak.
Dalam menghadapi situasi darurat pada anak, terjadi kesulitan menentukan kondisi anak karena biasanya anak belum dapat menyampaikan keluhan yang dirasakan kepada orang tua.
Hingga saat ini, perawat di seluruh Rumah Sakit di Indonesia masih menggunakan metode konvensional (paper-based) untuk mendeteksi kegawatdaruratan pada anak dan membutuhkan waktu > 1 menit.
Hal ini tentunya memperlambat kerja perawat dalam mendeteksi kegawatdaruratan pada anak.
Baca juga: Upaya Dosen Keperawatan UBK Antisipasi Kasus Baru Covid-19 di Pondok Pesantren di Bandung
Baca juga: Polemik Halal Haram Vaksin Astra Zeneca, MUI: Tidak Bisa Dihalalkan, Boleh Dipakai karena Darurat
Melihat kondisi tersebut, dosen FIK UI Dessie Wanda, bersama tim merancang aplikasi yang dapat membantu kerja perawat dalam mendeteksi kegawatdaruratan pada anak.
Alat ini berupa aplikasi berbasis Android bernama Pediatric Assessment Triangle (PAT) yang dapat mendeteksi kegawatdaruratan pada anak secara cepat dan tepat dengan cara mengkaji first impression pada pasien anak, agar perawat segera memberikan pertolongan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah hingga kematian.
Deteksi kegawatadaruratan menggunakan PAT dapat dilakukan < 1 menit.
PAT sangat membantu seorang praktisi kesehatan (perawat dan tenaga kesehatan lainnya) dalam mendeteksi dan menangani kegawatan pada anak terutama di masa pandemi sekarang ini.
"PAT baru pertama kali diciptakan di Indonesia bahkan di dunia internasional. Aplikasi ini sudah terdaftar HAKI sehingga dapat digunakan oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Saat ini aplikasi ini telah digunakan oleh para perawat dan tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit dr. Suyoto, Jakarta,” ujar Dessie yang juga menjabat sebagai Manajer Riset, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat FIK, dalam keterangan resminya, Kamis (1/4/2021).
Menurut Dessie dan tim, penggunaan aplikasi ini juga dapat menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir transmisi infeksi Covid-19 karena bersifat paperless.
Sistem paperless documentation ini dapat mengurangi kemungkinan transmisi infeksi melalui benda-benda yang ada di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Ia juga menjelaskan, proyek ini merupakan hasil karya bersama dengan Mahasiswa Peminatan Keperawatan Anak Program Magister FIK UI yang dimulai pada bulan April 2020.
Proyek purwarupa ini didanai oleh Direktorat Inovasi dan Techno Park UI. Proyek ini bekerja sama dengan RS dr. Suyoto dan melibatkan perawat serta Tenaga Kesehatan (nakes) lainnya di ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) atau IGD.
Salah satu perawat yang menggunakan PAT ini mengatakan PAT sangat membantu mendeteksi pasien dengan kasus kegawatdaruratan pada anak dengan cepat.
Selain itu, pengembangan aplikasi ini sangat sesuai dengan kondisi saat ini dimana hampir semua rumah sakit telah menggunakan sistem rekam medik digital.
"PAT berbasis aplikasi android ini akan segera tersedia di Google AppStore sehingga perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat menggunakan aplikasi ini," ungkap Dessie.
Dessie dan tim akan segera mengadakan seminar nasional yang mengundang perawat di seluruh Indonesia untuk mendapatkan paparan terkait PAT berbasis Android ini.