Ancaman Diabetes Juga Dihadapi Anak-anak Indonesia, Didominasi Remaja dan Usia 5 hingga 6 Tahun
Prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia terus meningkat, didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi juga anak-anak.
Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) menyebutkan prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia terus meningkat, didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun.
“Populasi anak-anak diabetes itu banyak di Indonesia Bagian Barat, yang Timur sedikit,” kata dia, dalam temu media Hari Diabetes 2021.
Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Berpuasa, Tapi Perhatikan Dua Hal Ini Ya
Baca juga: Penyebab Diabetes Tipe 1 dan 2 Beda, Bagaimana Pengobatannya?
dr. Faizi menuturkan agar kadar gula darah terkontrol, merujuk pada 5 pilar dapat dilakukan dengan suntikan insulin, monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi, aktivitas fisik serta edukasi seumur hidup.
Pengendalian Diabetes di Indonesia masih menjadi tantangan besar, lantaran pasien sering kali terlambat mengetahui penyakit DM.
Sehingga, sering ditemukan pada tahap lanjut atau sudah disertai dengan komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat yang dapat mengakibatkan kecacatan sampai kematian dini.
“Masalah kita adalah awareness kita tentang Diabetes Militus tipe 1, sehingga banyak pasien-pasien yang datang terlambat,” ucapnya.
*Kontrol Berat Badan*
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi diabetes yakni sebesar 8,5%, meningkat dibandingkan Riskesdas 2013 yaitu sebesar 6,9%.
Ketua Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD mengatakan salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani.
Pada pasien prediabetes, ditandai dengan gula darah yang naik, Gula Darah Puasa berkisar 100-125 sementara Gula Darah Setelah Makan yakni 140<200.
“Kalau kondisi ini didiamkan, maka cepat atau lambat dia akan jatuh ke diabetes,” katanya dalam temu media Hari Diabetes Nasional 2021.
Pihaknya menekankan sebagai upaya pencegahan primer harus dilakukan secepatnya sejak prediabetes bahkan diabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti komplikasi jantung.
Salah satu upaya pencegahan primer adalah dengan mencapai berat badan ideal.
Dalam salah satu studi menyebutkan dengan penurunan BB sekitar 6,5% setelah 4 minggu diet rendah kalori hasilnya tekanan darah, gula darah dan kolesterol turun.
“Diabetes masalah besar di Indonesia. Yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik, jaga pola makan dan melakukan pemeriksaan dini,” tuturnya.