Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kenali Mitos Seputar Asma, Salah Penanganan Bisa Sebabkan Kematian

Dokter mengatakan, salah penanganan asma bisa berujung dengan kematian. Yuk kenali fakta dan mitos-mitos seputar asma.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kenali Mitos Seputar Asma, Salah Penanganan Bisa Sebabkan Kematian
Tribun Pontianak/Anesh Viduka
Warga yang mengalami sesak napas. Benarkah asma akan tergantung dengan tabung oksigen? Kenali Mitos Seputar Asma, Salah Penanganan Bisa Sebabkan Kematian Tribun Pontianak/Anesh Viduka 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tengah masyarakat, masih banyak berkembang mitos seputar penyakit Asma.

Dokter mengatakan, salah penanganan asma bisa berujung dengan kematian.

Mitos dan kepercayaan terkadang dapat menghambat penanganan asma secara benar.

Berikut mitos seputar Asma yang dikutip dari Kementerian Kesehatan, Jumat (7/5/2021).

Baca juga: Asma Pertama Kali Bisa Menyerang Saat Dewasa dan Lansia, Dipicu Gaya Hidup

Baca juga: Penderita Asma Lebih Berisiko Terpapar Covid-19, Benarkah?

Mitos 1: Penyakit asma bisa disembuhkan

Faktanya : Asma adalah penyakit kronis yang dipicu oleh kelainan patologis genetis, sifat alergi yang menyebabkan asma akan selalu menetap.

Berita Rekomendasi

Untuk itu, penderita tidak dapat terbebas 100% dari Asma. Akan tetapi, gejala asma bisa dikendalikan dengan menggunakan obat pengontrol secara teratur.

7 Solusi Alami Meringankan Sesak Nafas
Ilustrasi asma (boldsky.com)

Jika gejala asma sudah bisa dikontrol, penderita asma pun dapat beraktivitas seperti orang lain.

Serangan asma bisa terjadi lagi apabila penderita terpapar faktor pencetus.

Penderita harus menghindari faktor pencetus asma yang bisa berasal dari dalam dan luar tubuh, seperti rasa cemas berlebihan, stres, debu, udara dingin, bulu binatang, polusi udara, dan lain sebagainya.

Baca juga: Bolehkah Gunakan Obat Hirup Inhaler Saat Berpuasa? Begini Penjelasannya

Mitos 2: Penggunaan inhaler akan alami ketergantungan

Fakta: Tidak membuat kecanduan. Justru, pengembangan obat asma dalam bentuk aerosol yang pemakaiannya menggunakan alat inhaler ini merupakan kemajuan terpenting dalam pengobatan asma.

Dulu, obat asma harus diminum atau disuntikkan. Dalam jangka panjang hal itu dapat mengakibatkan efek samping, seperti darah tinggi, penyakit gula, tulang keropos, dan lain sebagainya.

Hydro-Gen Fontaine PEM & Inhaler
Hydro-Gen Fontaine PEM & Inhaler (ist)

Dengan penggunaan inhaler, efek samping tersebut dapat dihindari. Obat pun bekerja langsung pada sasaran, yaitu saluran napas, sehingga tidak menyebar ke mana-mana. Dosis yang diberikan juga lebih kecil, yaitu 1/20 dosis minum, sehingga efek samping lebih rendah.

Mitos 3: Asma adalah penyakit saluran pernapasan, bukan penyakit paru

Fakta: Gangguan pernapasan pada asma terletak pada alveolus dimana ini merupakan bagian paru. Jadi, penyakit paru bukan hanya TBC saja, namun asma merupakan salah satu penyakit paru. Oleh karena itu, dokter yang menanganipun dokter spesialis paru dan pernapasan.

Mitos 4: Penderita yang kambuh, harus segera merebahkan tubuh sebelum mendapatkan penanganan lebih
lanjut

Fakta: Mitos ini jelas salah. Penderita yang kambuh justru harus mengatur napasnya dalam posisi duduk. Posisi ini membuat rongga paru menjadi lebih terbuka sehingga memudahkan penderita untuk mendapatkan oksigen.

Jangan lupa untuk merenggangkan bagian-bagian yang mengikat seperti tali bra, ikat pinggang, dan baju yang menumpuk—misalnya jaket atau sweater.

Mitos 5: Anak penderita asma pasti juga menderita asma

Fakta: Meski sebagian besar asma bersifat genetis, masih ada kemungkinan anak dari orang tua penderita asma tidak menderita asma.

Asma merupakan salah satu bentuk alergi. Sifat alergi inilah yang diturunkan orang tua kepada anaknya, bukan penyakit asma itu sendiri.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Repiratory and Critical Care Medicine, menyebutkan, bila salah satu dari orang tua seorang anak menderita asma, maka risiko anak tersebut mengidap asma tiga kali lebih besar daripada orang lain yang orang tuanya tidak mengidap asma.

Dan, apabila kedua orang tuanya menderita asma, maka risiko anak tersebut mengidap asma enam kali lebih besar.

Mitos 6: Asma mudah kambuh bila berada ditempat yang lembab

Fakta: Tidak benar. Penderita asma justru disarankan untuk sering berada pada tempat yang udaranya lembab untuk mengurangi serangan asma. Tempat dengan kelembaban tinggi mengandung uap air yang tinggi sehingga membuat penderita asma merasa lebih baik.

Mitos 7: Penderita asma tidak boleh berolahraga

Fakta: Pernyataan tersebut juga tidak benar. Penderita asma juga butuh berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Hanya saja olahraga yang boleh dilakukan oleh penderita asma adalah olahraga ringan yang tidak terlalu melelahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas