Didukung Khofifah, Vaksin Merah Putih Mampu Hadapi Virus Covid Varuan Baru
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendukung penuh riset vaksin merah putih yang dilakukan tim peneliti Universitas Airlangga.
Editor: cecep burdansyah
Agar cepat diproduksi, pemerintah melalui Menko Marves mengagendakan rapat periodik setiap bulan agar target produksi vaksin Merah Putih sesuai rencana.
“Kalau bisa Desember sudah selesai sehingga awal tahun 2022 sudah bisa diproduksi,” ungkap Khofifah.
Direktur RSUD Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi mengatakan, dalam proses pengembangan vaksin Merah Putih, tim riset Unair juga bekerja sama dengan RSUD Dr Soetomo.
Menurutnya, jika fase II dinyatakan berhasil, aman dan efisien, pengembangan vaksin Merah Putih dilanjutkan ke fase III, yakni manusia.
“Pada fase ketiga, seluruh rumah sakit di Jatim akan dilibatkan. Di tahap pertama pengembangan vaksin Merah Putih pengawasannya dilakukan pihak RSUD DR Soetomo. Jadi, timnya terdiri dari Unair dan Dr. Soetomo,” pungkas Joni.
Sementara itu Koordinator Riset Produk Covid-19 dan Anggota Tim Riset Vaksin Merah Putih Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih menegaskan, vaksin Merah Putih memiliki kemampuan untuk menghadapi Covid-19 varian baru. Melansir dari situs resmi WHO, lima virus Covid-19 varian baru itu di antaranya D614G, Cluster 5, B117, B1351, dan P1.
Penelitian vaksin Merah Putih yang sedang berlangsung hingga setahun mendatang itu menggunakan strain virus yang diidap oleh pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya atau Jatim. Artinya vaksin Merah Putih yang diciptakan itu nantinya menyesuaikan dengan kondisi klinis tubuh masyarakat Indonesia.
“Namun kalau dilihat secara material genetik melalui WGS karena RS Unair memang melakukan itu, RSUD dr Soetomo juga melakukan hal yang sama, sebetulnya koleksi virusnya ini bisa ada di beberapa RS yang melakukan uji pengetesan dari Covid-19 atau menangani pasien Covid-19,” ujar Guru Besar Kimia Organik Fakultas Sains dan Teknologi Unair itu, Kamis (22/4).
Selain itu, rasionalisasi mengenai kemampuan vaksin Merah Putih menangkal Covid-19 varian baru, juga dilatarbelakangi oleh temuan tim peneliti vaksin Merah Putih yang menyebut bahwa Covid-19 varian baru bernama D614G memiliki karakter genetik yang sama dengan Covid-19 varian baru lainnya.
Prof Ni Nyoman Tri mengungkapkan, tim peneliti meyakini dengan menggunakan data analisis terhadap virus varian D614G dalam proses pembuatan vaksin Merah Putih, terbilang cukup memastikan bahwa vaksin buatan Indonesia itu mampu menangkal penularan Covid-19 varian baru.
Menurut Staf Ahli Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Al Farabi, vaksin Merah Putih bakal memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia yang belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh oleh tujuh perusahaan vaksin pihak luar negeri.
Apalagi, beberapa waktu lalu, jatah stok vaksin tambahan dari AstraZeneca pesanan Indonesia harus dialihkan ke India yang kini menghadapi lonjakan kasus Covid-19 tinggi.
“Artinya memang saat ini memang kebutuhan vaksin seluruh dunia itu sebenarnya belum tercukupi oleh produk yang ada, termasuk di Indonesia,” katanya saat dihubungi, Senin (3/5).
Saat ini, ungkap Makhyan Jibril, di Jatim ada sekitar lebih dua juta orang yang telah divaksin menggunakan jatah stok vaksin buatan perusahaan luar negeri tersebut. Padahal masih ada sekitar 22 juta orang penduduk Jatim, berusia di atas 18 tahun yang masih harus divaksin. Artinya, hanya 10 persen, jumlah penduduk Jatim yang telah divaksin. (fz/pam/bri/tribunnetwork/cep)