Hiperglikemia Jadi Tantangan Dalam Pengobatan Infeksi Jamur Hitam
India memiliki kasus infeksi jamur hitam (Mucormycosis) tertinggi di dunia dengan catatan 140 kasus per juta populasi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India memiliki kasus infeksi jamur hitam (Mucormycosis) tertinggi di dunia dengan catatan 140 kasus per juta populasi.
Melihat angka ini, negara itu pun memprediksi akan terjadi gelombang infeksi penyakit ini dalam beberapa bulan mendatang.
Banyaknya penderita diabetes di negara tersebut tentu akan membuat para ahli medis menghadapi tantangan baru dalam menangani infeksi ini.
Seperti yang disampaikan Profesor sekaligus Kepala Departemen Neurologi, Perguruan Tinggi Kedokteran Guntur dan Rumah Sakit Umum Pemerintah Guntur India, Dr. NV Sundarachary.
"Negara yang juga menempati urutan kedua untuk jumlah pasien diabetes terbesar di dunia setelah China ini harus menghadapi tantangan dalam memerangi infeksi jamur invasif," kata Dr. Sundarachary.
Baca juga: Epidemiolog Sebut Dua Faktor Ini Bisa Picu Seseorang Terinfeksi Jamur Hitam
Baca juga: Tabung Oksigen dan Ventilator Diduga Jadi Penyebab Munculnya Infeksi Jamur Hitam di India
Menurut penelitian medis, 38 persen gejala Mucormycosis terjadi selama pasien virus corona (Covid-19) menjalani masa pengobatan, sedangkan 62 persen lainnya mengalaminya setelah pulih atau pada periode pasca pengobatan.
"Sebuah studi patofisiologi jamur invasif pada Covid-19 mengungkapkan bahwa disregulasi kekebalan setelah Covid-19 merupakan predisposisi infeksi sekunder.
Kondisi hiperglikemik pada pasien Covid-19 menyebabkan kerusakan pada sel pankreas, mengakibatkan diabetes akut akibat tingginya ekspresi reseptor ACE 2," jelas Dr. Sundarachary.
Selain itu, steroid dan imunosupresan yang digunakan dalam pengobatan Covid-19 juga membuat pasien dan penyintas Covid-19 rentan terhadap jamur invasif.
Lalu seperti apa gejala umumnya ?
Dikutip dari laman The Hindu Times, Kamis (27/5/2021), jamur hitam bersifat eukariotik, tidak memiliki flagela, dan menyebar melalui spora.
Sementara sakit kepala adalah gejala yang paling umum dirasakan mereka yang terinfeksi Muvormycosis.
Gejala seperti kehilangan penglihatan secara bertahap karena terganggunya saraf optik pun harus menjadi perhatian serius.
"Infeksi ini juga dapat menyebabkan meningitis basal, neuropati kranial setelah ekstensi intrakranial. Semakin kecil ukurannya, semakin besar penyebab meningitis. Infeksi jamur itu bersifat sub-akut hingga kronis, dan lamban tidak seperti infeksi bakteri, yang bersifat akut," tegas Dr. Sundarachary.
Menariknya, sebagian besar jamur sebenarnya masuk dalam kategori tidak berbahaya bagi manusia.
Kendati demikian, jamur-jamur ini mayoritas menyebabkan infeksi pada mereka yang memiliki gangguan kekebalan tubuh.
Mucormycosis merupakan jenis infeksi jamur yang melibatkan sinus, orbital, dan serebral.
"Ini umumnya terlihat pada pasien Covid-19 di India, dan kebanyakan pada pasien dengan imunosupresi yang sedang menjalani pengobatan kanker," papar Dr. Sundarachary.
Lalu bagaimana seseorang bisa terinfeksi Mucormycosis ?
Sundarachary pun menyebutkan salah satu pemicu seseorang terinfeksi penyakit ini, satu diantaranya penggunaan steroid yang tidak terkendali.
"Penyebabnya adalah penggunaan steroid yang tidak rasional, diabetes yang tidak terkontrol, limfopenia pada pasien Covid-19 dan kontaminasi melalui humidifier," tutur Dr. Sundarachary.
Kerak hitam di rongga hidung, keluarnya cairan dari rongga hidung, bengkak dan mati rasa pada area sinus paranasal pun disebut menjadi gejala awal penyakit ini.
"Gangguan penglihatan dan ophthalmoplegia juga menjadi gejalanya," kata Dr. Sundarachary.
Ada pula gejala lainnya yakni neurologis termasuk sakit kepala, nyeri wajah, bengkak dan mati rasa, penglihatan kabur, trombosis sinus kavernosus, kehilangan penglihatan, lesi serebral fokal kebanyakan stroke, kelumpuhan wajah, kejang dan perubahan status mental.
"Diagnosis ini dikuatkan melalui gambaran klinis, radiologis, dan konfirmasi melalui pewarnaan dengan KOH atau pemeriksaan histopatologi," jelas Dr. Sundarachary.