Megawati Ungkap Melalui Imam Bukhari Semakin Perdekat Spiritualitas Uzbekistan-Indonesia
Megawati Soekarnoputri mengungkap bagaimana kedekatan spiritualitas antara orang Indonesia dengan orang Uzbekistan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, UZBEKISTAN - Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkap bagaimana kedekatan spiritualitas antara orang Indonesia dengan orang Uzbekistan adalah nyata.
Megawati menyampaikan pengalaman dirinya pribadi ketika memasuki Uzbekistan. Baginya, negeri ini selalu membangkitkan kehendak untuk berkontemplasi.
Di tempat ini, kata Megawati, Sang Pencipta telah memberi rahmat bagi peradaban Islam yang luar biasa melalui Imam Besar Muhammad Al Bukhari.
“Kepeloporan Imam Bukhari dalam sejarah peradaban Islam itulah yang mendorong, mengapa Bung Karno meminta bantuan pemerintahan Uni Soviet pada saat itu, untuk mencarikan makam Imam Bukhari. Kesadaran historis Bung Karno ini sebagai bentuk pemuliaan terhadap Islam,” kata Megawati.
Menurutnya, Imam Bukhari merupakan ulama hadis terkemuka yang ikut mengukir sejarah peradaban Islam. Namanya menjulang tinggi di seantero dunia Islam, melalui karyanya: Shahih al-Bukhari, al-Tarikh al-Kabir, dan al-Adab al-Mufrad.
Di Indonesia, menurut Megawati, buku-buku karya Imam Bukhari dipelajari, bahkan dihafalkan di madrasah dan pesantren, lembaga Pendidikan Islam Indonesia. Bahkan menurutnya, wajah Islam Indonesia yang ramah, sejuk, toleran, dan moderat, banyak dipengaruhi oleh pemikiran dan hadis-hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari.
“Melalui Imam Bukhari, kami bangsa Indonesia mempunyai kedekatan batin dengan bangsa Uzbekistan. Melalui karya-karya Beliau, kami menyelami apa yang oleh Bung Karno dimaksudkan dengan ‘Apinya Islam’. Hadirin sekalian, Bung Karno melalui Imam Bukhari telah menyatukan secara spiritual Uzbekistan dengan Indonesia,” ujar Megawati.
Megawati menambahkan, di Indonesia, agama Islam berdampingan dengan agama dan kepercayaan lainnya. Seluruh agama dan keyakinan dapat berdampingan karena semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya meskipun berbeda-beda, namun satu jua.
“Kami hidup dengan falsafah Pancasila yang digali oleh Bung Karno. Dengan Pancasila ini bangsa Indonesia percaya, dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dengan cara hormat menghormati, dan tidak ada egoisme agama. Inilah makna Ketuhanan yang berkebudayaan."
Karena itulah antara Uzbekistan dan Indonesia, terjalin jalan kebudayaan yang sama, yang menempatkan agama sebagai tuntunan moral, etika, dan dorongan bagi lahirnya perbuatan baik dan menjauhkan hal-hal yang buruk atau amar ma’ruf nahi mungkar,” ungkapnya.
Baca juga: Orasi Ilmiah di Uzbekistan, Megawati Ungkap Sebab Seorang Pemimpin Bisa Berubah Ketika Berkuasa
Megawati juga melanjutkan, titik temu budaya atas religiositas inilah yang akan menjadi modal terpenting bagi peningkatan hubungan Uzbekistan dan Indonesia. Kerja sama dalam jalan kebudayaan tersebut akan semakin kokoh karena topangan Silk Road University dengan kepeloporannya yang begitu penting bagi kemajuan Uzbekistan.
“Jalan kebudayaan yang diilhami oleh nilai-nilai spiritualitas keagamaan dan saripapati kebudayaan kedua negara ini, saya yakini akan membangkitkan optimisme dan sekaligus menjadi jalan masa depan persahabatan kedua bangsa,” kata Megawati.
“Sekali lagi, terima kasih atas penghormatan yang diberikan kepada saya melalui gelar Profesor Kehormatan ini, yang telah menyatukan saya sebagai keluarga besar Universitas Silk Road Internasional. Kesemuanya sungguh membahagiakan berada dalam satu keluarga perguruan tinggi yang ikut mematrikan sejarah peradaban Islam bagi dunia,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.