Ketahui Gangguan Tiroid dan Bentuk Penanganannya
Untuk gangguan pada tiroid terdiri dari dua jenis, yaitu produksi hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroid) dan hipotiroid.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada tubuh kita, terdapat satu kelenjar yang berperan sangat penting mengatur metabolisme dalam tubuh.
Kelenjar tersebut dinamakan tiroid yang bertugas menghasilkan hormon. Hormon inilah yang nantinya mengatur keseimbangan metabolisme pada tubuh.
Posisi berada di bawah leher dan pada pria, terlerak di bawah jakun. Kelenjar tersebur berbentuk kupu-kupu.
Menurut dr Dicky L Tahapary, PhD, Sp. PD-KEMD, FINASIM, tanpa adanya hormon tiroid, beberapa metabolisme di dalam tubuh akan terganggu.
Untuk gangguan pada tiroid terdiri dari dua jenis, yaitu produksi hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroid) dan produksi yang berkurang (hipotiroid).
Baca juga: Diacuhkan Saat Idap Kanker Tiroid, Thalita Latief Ingin Akhiri Semua dengan Dennis Lyla
Keluhan dari gangguan ini pun bervariasi. Jika produksi berlebihan, maka seseorang akan mudah marah serta berat badan turun tanpa alasan jelas.
Sedangkan jika produksi hormon tiroid berkurang, maka ia akan mudah kedinginan serta berat badan cepat naik.
"Hormon tiroid memang memiliki banyak fungsi. Pada anak mengatur kecerdasan. Sedangkan pada perempuan memengaruhi keseburan," ungkapnya, dikutip oleh Tribunnews pada Instansi Eka Hospital, Senin (31/5/2021).
Dari bentuknya, tiroid terdiri dari dua jenis yaitu ganas dan jinak.
Oleh karenanya, setiap pasien yang datang perlu melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah gangguan tiroid tersebut jinak atau ganas.
Hal ini yang nantinya menentukan tindakan selanjutnya.
Menurut dr Febriyanto Kurniawan, Sp. B (K) Onk tindakan perlu dilakukan jika pembengkakan terus terjadi pada kelenjar tiroid. Dampaknya menganggu pernapasan hingga saluran pencernaan.
Namun hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah hasil dari diagnosis setelah adanya pemeriksaan.
Kalau jinak dan ukuran kurang dari 1 sentimeter, maka operasi tidak perlu dilakukan.
Menurut dr Febriyanto, tidak semua kelainan tiroid harus dilakukan operasi. Karena banyak alat vital yang berada di sana.
Tenaga medis sangat seletif saat memutuskan tindakan operasi atau tidak. Oleh sebab itu, tindakan operasi harus dilakukan sekali. Jika tidak berisiko terjadi komplikasi.
Setelah operasi pun masih tetap dilakukan pengobatan yang harus dikonsumsi sepanjang hidup pasien. Mengingat kelenjar tiroid telah diangkat, sehingga tidak ada lagi yang dapat menghasilkan hormon yang dibutuhkan metabolisme tubuh.
"Kalau keganasan mewajibkan untuk mengambil semua jaringan teroidnya maka itu ada lanjutan pengobatan. Diharuskan memakan obat tiroid seumur hidup. Tentu saja ada pengawasan terhadap pasien yang telah alami operasi juga," katanya.