Beda Nyeri Saat Menstruasi dengan Kondisi Endometriosis
Saat perempuan mengalami menstruasi, sering kali disertai rasa nyeri pada hari pertama maupun kedua. Yang perlu diwaspadai apabila ganggu aktivitas.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Perlu diketahui, Endometriosis merupakan kondisi saat jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim, tumbuh di luar rahim.
Jaringan itu disebut endometrium dan dapat tumbuh di indung telur, usus, saluran telur, vagina, atau di bagian akhir usus yang terhubung dengan bagian anus.
Biasanya, sebelum perempuan memasuki masa menstruasi, endometrium ini akan menebal sebagai tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi.
Endometrium ini akan keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi jika perempuan tidak sedang dalam kondisi hamil.
Lalu apa yang akan dialami seorang perempuan dengan kondisi Endometriosis ?
Jika anda mengalami Endometriosis, maka jaringan endometrium yang ada di luar rahim akan turut menebal, namun tidak dapat jatuh atau keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.
Kondisi inilah yang biasanya menimbulkan rasa nyeri luar biasa.
Pada beberapa kasus bahkan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) pada perempuan.
Endometriosis diketahui merupakan penyakit kronis progresif yang diderita oleh perempuan usia produktif dan memerlukan pengobatan jangka panjang serta komitmen tinggi pasien.
Oleh karena itu, untuk menyerukan pentingnya kepedulian terhadap kondisi Endometriosis, PT Ingin Anak (PTIA) pun menggandeng Bayer melakukan 'Kampanye ENDometriosis' yang ditujukan kepada Dokter, pasien maupun masyarakat.
Prof Budi menyampaikan bahwa penyakit ini dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman dalam beraktivitas akibat keluhan nyeri yang sangat parah.
"Penyakit Endometriosis dapat menyebabkan keluhan nyeri haid kronik, sehingga menghambat produktivitas perempuan dan bahkan mengganggu keharmonisan keluarga," jelas Prof Budi.
Menurutnya, studi tentang Endometriosis di berbagai negara menunjukan bahwa penderita penyakit ini cenderung terpaksa melakukan izin atau tidak masuk sekolah maupun bekerja akibat keluhan nyeri yang begitu hebat.
Data di Amerika Serikat (AS) pada 2002 lalu melaporkan adanya kerugian sebesar 22 milyar dolar AS per tahun karena keluhan nyeri serta 'kambuh' yang tinggi pada mereka yang mengalami Endometriosis.