Pandemi Covid-19 Pengaruhi Pasien TBC, Berikut yang Harus Dilakukan
Oleh karena itu, menurutnya pasien TBC harus mengambil tindakan pencegahan seperti yang disarankan oleh otoritas kesehatan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada pertengahan 2020 bisa dibilang pandemi Covid-19 membuat pasien TBC semakin sengsara. Hal ini dikarenakan akses fasilitas kesehatan terbatas.
Banyak juga yang enggan ke fasilitas kesehatan karena rakut terinfeksi covid-19. Sehingga, pasien kerap datang saat dalam kondisi yang tidak terlalu baik. Penanganan pun lebih susah.
Hal ini diungkapkan oleh Community TB Delegation on The Board of Stop Partnership, Meirinda Sebayang.
Menurutnya, walau pengalaman infeksi covid-19 pada pasien TB masih terbatas, diperkirakan bahwa orang yang sakit dengan TB dan covid-19 memiliki hasil pengobatan yang buruk. Terutama jika pengobatan TB dihentikan.
Baca juga: Ada 845.000 Kasus TBC di Indonesia, Nomor 2 di Dunia, Kemenkes Ungkap yang Mengkhawatirkan
"Di beberapa negara, individu pengidapt TB melaporkan kesulitan mengakses layanan kesehatan di masa lockdown. Tapi saya yakin beberapa bulan terakhir, situasi sudah jauh berubah," ungkapnya pada kanal YouTube Stop TB Partnership Indonesia, Senin (14/6/2021).
Oleh karena itu, menurutnya pasien TBC harus mengambil tindakan pencegahan seperti yang disarankan oleh otoritas kesehatan.
Yaitu menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah infeksi Covid-19. Lalu melanjutkan pengobatan pasien TBC seperti yang telah dijadwalkan.
Selain itu Meirinda juga merekomendasikan beberapa hal untuk penanganan pasien TBC di masa pandemi. Di antaranya pertama menanggulangi kasus diskriminasi dan stigma populasi rentan tanggap covid-19, termasuk pasien TBC.
Baca juga: Jika Anak Idap TBC Harus Rutin Diobati, Apakah Pengaruhi Tumbuh Kembang? Simak Penjelasan Dokter
Kedua, melibatkan individu dari yang terdampak TBC seperti mantan pasien, organisasi berbasis masyarakat bergerak dalam TBC dan sebagainya, untuk mengakhiri stigma dan diskriminasi. Terutama bagian tanggap pandemi Covid-19.
Selanjutnya, dukung kebutuhan pasien dengan menyediakan testing aman perawatan, pengobatan untuk pasien TBC dan Covid-19.