Gangguan Haid yang Pengaruhi Kesuburan pada Wanita
Gangguan menstruasi atau haid, menurut dr Ni Made Indri, SpOG-KFER, harus diperhatikan serius.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan menstruasi atau haid, menurut dr Ni Made Indri, SpOG-KFER, harus diperhatikan serius.
Sebab, dapat memengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan bagi pasangan sedang menjalani program.
Menurut pemaparan dr Indri, siklus haid yang bagus yang terjadi antara hari ke 24 dan 38.
Kalau jadi terjadi sebelum hari ke-24 atau setelah hari ke-38 maka siklus bisa dikatakan tidak normal.
Selain itu untuk lamanya berlangsung haid adalah 3-8 hari.
Jika kalau misalnya belum tiga hari sudah berhenti, maka hal ini bisa disebut gangguan. Begitu pula kalau haid terjadi di atas 8 hari.
Baca juga: Olahraga Ternyata Bantu Atasi Gangguan Menstruasi hingga Pengaruhi Kesuburan
Untuk banyaknya darah yang dikeluarkan, normalnya menurut dr Indri adalah 80 cc persiklus.
Kalau hanya satu kali tetesan darah atau malah berlebih, ini dapat disebut gangguan.Begitu pula pada rasa nyeri saat haid.
"Normal itu hanya saat satu atau dua hari saat darah banyak keluar. Kalau rasa nyeri dirasakan selama satu minggu nih, itu bisa disebut gangguan," ungkapnya pada kanal YouTube RS Awal Bros, dikutip Tribunnews, Jumat (18/6/2021).
Menurut dr Indri, siklus yang paling bagus ada 28 hari, dan lama berlangsung haid adalah 3-8 hari.
Hal ini penting karena menstruasi yang teratur dapat mengetahui kapan masa subur. Kalau haid terus mengalami gangguan, maka akan sulit menentukan kapan masa subur.
"Kalau siklus menstruasinya normal 28 hari, maka dapat diketahui jika masa suburnya hanya satu kali dalam kurun waktu 24 jam. kalau 28 hari hanya 1 hari. Jika pada waktu tersebut tidak dibuahi, maka masa subur di bulan itu dapat dikatakan terlewat," ungkapnya.