Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Covid-19 Varian Delta: Gejala Corona Varian Baru dan Perbedaannya dengan Gejala Awal Virus Corona

Covid-19 Varian Delta: Kenali gejala corona varian baru ini dan perbedaannya dengan gejala awal virus corona seperti batuk dan demam.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Covid-19 Varian Delta: Gejala Corona Varian Baru dan Perbedaannya dengan Gejala Awal Virus Corona
Freepik
ILUSTRASI Gejala Covid-19 Varian Delta. Kenali gejala corona varian baru ini dan perbedaannya dengan gejala awal virus corona seperti batuk dan demam. 

TRIBUNNEWS.COM - Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa hari ini diyakini bukan karena klaster mudik, melainkan varian baru yang masuk ke Indonesia, yaitu varian Delta.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto, dikutip dari tayangan TV One, Selasa (22/6/2021).

"Virus ini adalah virus yang kemungkinan berbeda dengan virus yang berada di bulan Februari," ucapnya.

Pihaknya menilai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro sudah bagus di tengah masyarakat.

Akan tetapi, menurut Slamet, masuknya varian baru Covid-19 Delta ke Indonesia, yang menyebabkan kasus meningkat tajam.

Baca juga: Delta Plus, Varian Baru Covid-19 dari Varian Delta yang Bermutasi Lagi

Baca juga: Jubir Kemenkes : Ada 151 Kasus Varian Delta di Indonesia Tersebar di 8 Provinsi

"LIPI di Jawa Barat, 72 persen (ada penelitian kecil,red) dari sequencing itu varian Delta."

"IDI menilai PKKM sudah bagus. Masyakarat sudah tahu, protes dan lain-lain, tapi virusnya lebih ganas dan infeksius, karena hanya 2 minggu sudah terjadi puncak seperti di awal Februari," jelas Slamet.

BERITA TERKAIT

"Menurut saya ini bukan dari mudik, tapi pemicunya virus dari luar negeri masuk, yang sangat infeksius," imbuhnya.

Lantas, seperti apa varian Delta itu sebenarnya dan bagaimana gejalanya?

Varian Delta Covid-19 disebut menghasilkan gejala yang berbeda dari varian yang sebelumnya, termasuk varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris.

Dilansir Mirror, Studi Gejala Covid ZOE baru-baru ini mengonfirmasi, gejala varian Delta yang dominan saat ini lebih mirip flu, yaitu:

- sakit kepala,

- sakit tenggorokan,

- pilek, dan

- demam.

Gejala-gejala ini berbeda dengan varian Covid-19 sebelumnya.

Baca juga: Mutasi Virus Corona, Begini Awal Mula Penamaan Varian Delta

Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Varian Delta Bermutasi di 80 Negara, Perhatikan Gejalanya

Ilustrasi flu dan pilek
Ilustrasi flu dan pilek (Freepik)

Selama pandemi, gejala utama Covid biasanya meliputi batuk kering terus-menerus, demam, dan kehilangan rasa dan penciuman.

Namun, varian Delta tampaknya 'bertindak berbeda' dan menghasilkan gejala yang berbeda pada orang yang terinfeksi.

Varian yang pertama kali diidentifikasi di India ini, juga cenderung menginfeksi orang yang lebih muda yang belum divaksin.

Tim Spector, profesor epidemiologi genetik di King's College London, dan seorang peneliti dengan studi ZOE mengatakan dalam briefing YouTube:

"Gejala nomor satu adalah sakit kepala, kemudian diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, dan demam."

Gejala "jadul" kurang umum, tambah Spector.

Dia menjelaskan bahwa pada orang yang lebih muda, varian Delta lebih terasa seperti pilek.

Hilangnya penciuman dan rasa tidak lagi sebagai gejala umum menurut penelitian, begitu pula dengan batuk.

Namun demam masih mungkin terjadi.

Ada kekhawatiran yang berkembang, karena perubahan gejala dan kemiripan dengan flu biasa, orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terpapar Covid.

CDC di Amerika bahkan telah memperbarui daftar gejala mereka.

Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan informasi elektronik yang menampilkan informasi Covid-19 terkait dengan 'variant of concern' di area tersebut, di Blackburn, barat laut Inggris pada 16 Juni 2021.
Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan informasi elektronik yang menampilkan informasi Covid-19 terkait dengan 'variant of concern' di area tersebut, di Blackburn, barat laut Inggris pada 16 Juni 2021. (Oli SCARFF / AFP)

Studi ZOE adalah aplikasi yang mengumpulkan data langsung dan berkelanjutan dari empat juta pengguna di seluruh dunia, yang kemudian dianalisis oleh King's College London.

Analisis data telah menunjukkan bagaimana virus "berperilaku berbeda" sekarang.

Dr Abdul Ghafur, seorang dokter penyakit menular di India, mengatakan kepada Bloomberg bahwa dia melihat lebih banyak pasien Covid-19 dengan diare.

Varian Delta 60% lebih mudah menular daripada strain dominan sebelumnya, termasuk varian Kent (Alpha).

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, varian Delta telah terdeteksi di lebih dari 80 negara.

Namun, dua dosis vaksin masih efektif melawan varian baru.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Shella Latifa)

Berita lain terkait varian Delta

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas