Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Anak yang Alergi Susu Sapi Biasanya Keluhkan Gejala Pada 3 Organ Tubuh Ini

Umumnya gejala alergi dapat dirasakan pada tiga organ tubuh, yakni saluran cerna, saluran nafas, dan kulit.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Anak yang Alergi Susu Sapi Biasanya Keluhkan Gejala Pada 3 Organ Tubuh Ini
Shutterstock
Ilustrasi anak alergi.Anak yang Alergi Susu Sapi Biasanya Keluhkan Gejala Pada 3 Organ Tubuh Ini 

Sementara itu, anak yang mengalami gejala kategori berat berupa sistemik yakni timbulnya anafilaksis pada 11 persen anak dengan kondisi alergi susu sapi.

Ia menyampaikan bahwa alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia.

Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, dalam webinar Morinaga - Kalbe Nutritionals bertajuk 'Atasi Alergi Si Kecil dengan Deteksi Dini', Sabtu (26/6/2021).
Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, dalam webinar Morinaga - Kalbe Nutritionals bertajuk 'Atasi Alergi Si Kecil dengan Deteksi Dini', Sabtu (26/6/2021). (tangkap layar zoom meeting)

Sedangkan di Indonesia, kasusnya mencapai 7,5 persen.

"Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5 persen hingga 7,5 persen," tutur Prof Budi.

Prof Budi menekankan meskipun sebagian besar anak-anak dapat pulih dari gejala ini saat meninggalkan periode balita, namun alergi susu sapi patut diwaspadai.

Menurutnya, penting untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter jika orang tua melihat anak memiliki gejala alergi ini.

"Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan dapat segera dikonsultasikan ke dokter, maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat, sehingga tumbuh kembangnya optimal," kata Prof Budi.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, anak-anak paling sering mengalami alergi seperti asma, rintis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik, serta alergi protein susu sapi.

Ia menambahkan bahwa jika orang tua hanya mendiagnosa sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan diagnosis yang tepat, maka bisa muncul sederet dampak negatif.

"Dampak kesehatan (yang dapat dialami anak) yaitu (terhambatnya) tumbuh kembang anak serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari," kata Prof Budi.

Selain itu, ada pula dampak ekonomi dan psikologis yang harus dihadapi orang tua dan anak.

"Kemudian dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya," jelas Prof Budi.

Dalam mendukung program unggulan World Allergy Week, Business Head Morinaga - Kalbe Nutritionals, Dewi Angraeni meyakini bahwa setiap orang tua tentunya menginginkan anak tumbuh secara optimal, meskipun sang anak memiliki kondisi alergi.

Jika tumbuh kembang anak berlangsung optimal, mereka akan aktif dan tumbuh menjadi anak yang berprestasi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas