Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Badain Sitokin Rentan Dialami Pasien Covid-19 dengan Komorbid

Badai sitokin rentan dialami oleh pasien Covid-19 dengan komorbid. Meski ada pasien yang bergejala ringan Covid-19 tetapi mengalami pemburukan

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Badain Sitokin Rentan Dialami Pasien Covid-19 dengan Komorbid
m.economictimes.com
Ilustrasi. Badain Sitokin Rentan Dialami Pasien Covid-19 dengan Komorbid 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badai sitokin rentan dialami oleh pasien Covid-19 dengan komorbid.

Namun ada pula pasien yang bergejala ringan Covid-19 tetapi mengalami pemburukan bahkan fatal seperti yang dialami presenter Deddy Corbuzier.

Dokter yang berpraktik di aplikasi GoodDoctor dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD menjelaskan, ada tiga fase Covid-19 dan sindrom pelana kuda, yaitu fase pertama, fase pulmonary, dan fase badai sitokin.

Baca juga: Sudah Vaksin, Apakah Masih Bisa Terkena Badai Sitokin? Begini Penjelasan Dokter

Baca juga: Benarkah Pemberian Obat Malah Picu Terjadinya Badai Sitokin ? Begini Penjelasan Dokter

Sehingga, pengobatan harus dilakukan agresif sebelum masuk fase pulmonary, atau fase badai sitokin.

"Terlebih pada orang dengan komorbid penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi dan lansia, di mana risiko kematian meningkat enam kali lipat," dalam talkshow gooddoctor.id dan HIPPINDO yang digelar baru-baru ini.

Lebih jauh ia memaparkan, tidak semua orang mengalami badai sitokin.

Ilustrasi pasien Covid-19 yang dibawa petugas medis. Seorang pria positif terinfeksi virus corona berinisal MN (22) yang menjadi tahanan Polresta Jayapura memutuskan kabur dari ruang isolasi Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura.
Ilustrasi pasien Covid-19 yang dibawa petugas medis.  (Tribun Palopo)
BERITA TERKAIT

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor genetik.

“Ini dialami kalau seseorang punya faktor genetic yang mengandung penyakit HLH (Hemophagocytic lymphohistiocytosis) yaitu penyakit yang menyebabkan disregulasi sel-sel darah putih. Jadi seharusnya sel-sel darah putih tidak berlebihan, namun dicetuskan oleh infeksi Covid dan menyebabkan kerusakan berlebihan,” jelas dr.Jeffri.

Dr.Jeffri mengatakan, komorbid adalah salah satu indikasi untuk dirawat di rumah sakit.

Bila komorbidnya lebih dari dua penyakit maka dianjurkan untuk dirawat seperti pasien Covid-19 gejala sedang.

"Orang dengan komorbid boleh isoman bila kondisinya terkontrol dengan obat rutin," ujarnya.

Selama isoman, orang dengan komorbid disarankan tetap rutin minum obatnya dan memantau saturasi oksigen.

Lansia biasanya minum banyak obat atau polifarmasi sehingga perlu dipantau oleh dokter berkaitan dengan obat yang harus dilanjutkan, obat yang perlu dihentikan dulu sementara, dan obat yang dosisnya perlu disesuaikan atau diganti.

Pada pasien diabetes misalnya, biasanya kadar gula darah naik karena Covid-19, sehingga memerlukan injeksi insulin.

"Bila minum polifarmasi, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Bila sulit ke rumah sakit, manfaatkan telemedicine seperti GoodDoctor.

Untuk memudahkan masyarakat menjalani isolasi mandiri, Good Doctor memiliki e-book panduan isolasi mandiri yang bisa diakses melalui akun Instagram Good Doctor https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/covid-19/panduan-isolasi-mandiri-covid-19-2/. Aplikasi GoodDoctor juga melayani pendaftaran vaksinasi COVID-19.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas