Disfungsi Ereksi, Ketahui Gejala dan Faktor Penyebab Menurut Dokter Spesialis Urologi
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan laki-laki mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan laki-laki mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual.
Orang pada umumnya mengenal dengan sebutan impotensi.
Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan bagi pasangan jika tidak segera diatasi.
Terdapat tiga kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda disfungsi ereksi, yaitu sulit ereksi, bisa ereksi tetapi tidak dapat mempertahankan, dan kurang keras untuk penetrasi.
Menurut spesialis Urologi dari Siloam Hospitals Sentosa Bekasi, dr. Andre Lazuardi Harahap, Sp.U, faktor penyebab disfungsi ereksi ada dua hal, yakni faktor psikogenik dan organik.
"Disfungsi ereksi disebabkan faktor penyakit (organik) lalu disusul oleh faktor psikologis (psikogenik). Penyakit ini dapat ditangani secara maksimal dan komprehensif, di mana pasien diharapkan berkonsultasi kepada dokter," tutur dr. Andre Lazuardi Harahap, Sp.U., melalui edukasi bincang sehat yang digelar manajemen Siloam Hospitals Sentosa Bekasi via Instagram, Kamis (16/09/2021).
Baca juga: Penelitian di AS: Obat Disfungsi Ereksi Laris di Masa Pandemi Covid-19
Timbulnya gairah seksual pria ditandai terjadinya ereksi pada alat kelamin merupakan rangkaian proses yang tidak sederhana.
Proses tersebut melibatkan kerja saraf pada otak dan otot, pembuluh darah, hormon, dan faktor psikologis (keinginan dan emosi).
"Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah," lanjut dokter Andre .
Ragam kondisi yang menyertai disfungsi ereksi umumnya, yaitu:
- Faktor metabolik, pada pasien yang juga menderita penyakit jantung, hipertensi, kolesterol, ginjal, diabetes, obesitas, cedera kepala berat dan lainnya.
- Faktor Neurogenik, pada pasien parkinson, cedera tulang belakang, alzheimer.
- Faktor Hormonal, yang mempengaruhi gairah seksual atau disebut libido.
- Faktor Psikologis, yaitu pada pasien dalam keadaan stres, kecemasan, depresi.
"Dan yang tidak boleh diabaikan adalah faktor gaya hidup, yaitu pada pasien perokok, konsumsi minuman beralkohol, pengguna narkoba hingga pasien yang mengalami gangguan tidur, " tutur dokter Andre.
Menurut dr Andre, beberapa tahapan tindakan dalam mendiagnosa, tentunya diawali dengan wawancara atau konsultasi dengan pemeriksaan fisik yang juga akan dilakukan pemeriksaan.
"Proses tindakan penyembuhan dilakukan melalui tes darah, USG bahkan NPT atau Noctural Penite Tumescence," lanjutnya.
Pengobatan disfungsi seksual bertujuan guna mengatasi masalah utama dan dipastikan melibatkan kerjasama beberapa ahli medis seperti: Spesialis Urologi, Endokrin, Andrologi, Saraf, dan bahkan Psikiater.
Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Jawabannya
Mengacu dengan hasil analisa indikasi tingkat permasalahannya, maka dengan persetujuan dokter akan diberikan dan dilaksanakan tindakan lanjutan seperti: Pemberian obat dengan resep, Psikoterapi, penanganan gangguan hormon dan faktor fisik dan anjuran penerapan pola hidup sehat pada pasien.
"Terkait konsumsi obat obatan, akan lebih baik jika di konsultasi dengan dokter, terkait jumlah dosis, jenis dan efek samping. Terutama konsumsi 'obat kuat',"pungkas dr. Andre Lazuardi Harahap.