Bahaya Third Hand Smoke dan Cara Mencegahnya
Memiliki anggota keluarga perokok sering kali membuat suasana kurang nyaman. Ruangan jadi bau asap rokok. Kondisi itu berbahaya bagi orang sekitar.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Demi melindungi keluarga dari paparan asap rokok, sebaiknya tidak merokok di dalam rumah atau mobil.
“Menurut saya, anak-anak adalah yang paling rentan terhadap asap rokok karena paparannya menempel di permukaan seperti lantai, pakaian mereka serta benda-benda lain di rumah,” kata ahli paru-paru Humberto Choi, MD. seperti dikutip dari health.clevelandclinic.org.
Tembakau alternatif
Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat banyak perokok yang kesulitan untuk berhenti merokok. Oleh karena itu, menggunakan produk tembakau alternatif bisa jadi pertimbangan.
Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus, memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) bersama SkyLab-Med di Yunani pada 2019 lalu.
Hasilnya, uap yang dihasilkan oleh produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, memiliki kandungan bahaya yang jauh lebih rendah dibandingkan asap rokok. Artinya, risiko yang dihadapi oleh perokok juga akan menurun jika beralih ke produk tembakau alternatif.
“Ribuan orang di Inggris telah berhenti merokok dengan bantuan produk tembakau alternatif. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa produk tembakau alternatif menyebabkan kerugian bagi orang lain di sekitar Anda. Hal ini berbeda dengan asap rokok yang diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan,” demikian pernyatan National Health Service Inggris di laman resminya.
Meski demikian, diperlukan penelitian mendalam terkait produk tembakau alternatif ini.
Alihkan perhatian dari kebiasaan merokok
Langkah ini tak kalah penting dari cara-cara di atas. Apalagi di masa pandemi seperti ini, perokok melakukan aktivitas bersama seperti masak bersama, menata pekarangan rumah hingga berolahraga bersama.
Olahraga juga terbukti dapat memicu otak mengerluakan hormon serotonin, endorphin, dan terutama dopamin alias hormon yang menstimulasikan rasa bahagia dalam diri. Ini tentu bisa menjadi pengalih perhatian untuk tidak merokok.
Intinya, lakukan kegiatan bersama agar tidak punya kesempatan untuk merokok. Jika sudah terbiasa tidak merokok, itu akan memudahkan berhenti merokok.