Cedera Medula Spinalis, Siapa yang Paling Berisiko Mengalaminya?
Cedera tulang belakang yang terjadi secara langsung atau tidak langsung (Medula Spinalis) dapat dialami oleh siapapun di segala usia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cedera tulang belakang yang terjadi secara langsung atau tidak langsung (Medula Spinalis) dapat dialami oleh siapapun di segala usia, tanpa memandang jenis kelamin.
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSUP Fatmawati, dr. Sharon Loraine Samuel, Sp. KFR., mengatakan anak-anak hingga kelompok lanjut usia (lansia) pun memiliki risiko mengalami cedera ini.
"Untuk cedera tulang belakang ini sebenarnya dapat dialami oleh semua orang dari segala usia. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia," kata dr. Sharon, dalam live talk show Instagram @radiokesehatan bertajuk 'Rehabilitasi Pasien Cedera Medula Spinalis', Senin (11/10/2021).
Perlu diketahui, cedera ini bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari aktivitas fisik yang terlalu agresif hingga faktor degeneratif dan dipicu penyakit tumor maupun kanker yang menyebar hingga ke tulang belakang.
Baca juga: Alami Pergeseran Tulang Punggung, Reza Arap Menahan Nyeri, Sampai Susah Tidur dan Tak Bisa Main Game
Baca juga: Metode Minimal Invasif untuk Mengatasi Masalah Gangguan Tulang Belakang
Kendati demikian, jenis cedera satu ini mayoritas dialami kelompok usia dewasa.
"Kalau kita lihat penyebabnya begitu banyak ya, namun memang berdasarkan data kita, kelompok terbanyak adalah kelompok usia dewasa," jelas dr. Sharon.
dr. Sharon pun menjelaskan, aktivitas yang aktif dan produktif biasanya dilakukan oleh orang dewasa.
Kelompok usia ini pun diketahui lebih sering melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar.
"Karena kita tahu bahwa usia dewasa ini produktif untuk cenderung banyak melakukan aktivitas, terutama aktivitas yang berisiko, juga banyak berinteraksi dengan banyak orang," papar dr. Sharon.
Namun, kata dia, anak-anak dan remaja juga masih berisiko mengalami gangguan tulang belakang.
Lalu bagaimana dengan kelompok lansia?
Cedera Medula Spinalis yang dialami kelompok lansia biasanya dipicu faktor penuaan (degeneratif).
Faktor ini dapat mendorong terjadinya perubahan struktur pada tulang belakang.
"Sedangkan untuk usia lanjut ini biasanya terjadi proses degeneratif, sehingga menyebabkan perubahan pada struktur tulang belakang dan jaringan sekitarnya," tutur dr. Sharon.
Baca juga: Jubir Vaksinasi Covid-19 Sebut Ada Empat Tantangan Vaksinasi Lansia
Ia menyebut laki-laki lebih berisiko mengalami cedera ini jika dilihat dari aktivitas yang dilakukannya, karena cenderung lebih aktif dibandingkan perempuan.
"Kalau dilihat dari aktivitas, laki-laki memang lebih berisiko, tapi bagaimanapun di Indonesia ini cenderung penyebabnya bukan trauma tapi cenderung non trauma, sehingga angka prevalensi cedera lebih tinggi," pungkas dr. Sharon.
Banyak masyarakat yang tidak akrab dengan istilah Cedera Medula Spinalis, padahal hampir semua orang pernah mengalaminya saat sedang beraktivitas.
Lalu apa itu Cedera Medula Spinalis?
Medula Spinalis merupakan cedera pada tulang belakang, baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSUP Fatmawati, dr. Sharon Loraine Samuel, Sp.KFR., mengatakan ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami cedera ini.
Medula Spinalis bisa terjadi saat seseorang sedang berkendara, bekerja, bahkan ketika mengalami kecelakaan lalu lintas maupun insiden yang akhirnya melibatkan tulang belakang.
"Misalnya kecelakaan saat kita sedang beraktivitas, saat kita berkendara, sedang bekerja, atau mungkin bahkan saat kita sedang berekreasi, misalnya jatuh dari ketinggian tertentu, (juga) mengalami kecelakaan lalu lintas atau bahkan mengalami luka bacok," kata dr. Sharon.
Selain itu, cedera ini juga dapat terjadi saat seseorang menderita infeksi yang disebabkan penyakit tertentu.
Tidak hanya tulang belakang saja yang bisa terkena, namun juga sarafnya.
"Yang dapat terjadi juga ini bisa berupa infeksi, infeksi ini dapat terjadi pada tulang belakang atau pada saraf tulang belakang," jelas dr. Sharon.
Ia menyebut satu dari banyak penyebab yang paling sering dialami mereka yang terkena cedera ini adalah karena adanya infeksi tuberculosis.
Ada pula yang disebabkan munculnya tumor pada area tulang belakang, termasuk bagian sarafnya.
"Misalnya salah satu yang paling banyak adalah infeksi tuberculosis, juga ada yang dapat disebabkan adanya tumor pada tulang atau saraf tulang belakang. Tumor ini akan menekan saraf tulang belakang, bisa juga disebabkan adanya penyebaran tumor pada tulang belakang," papar dr. Sharon.
Terkait penyakit tumor yang memicu munculnya cedera Medula Spinalis ini, kata dia, bisa disebabkan kanker payudara maupun kanker prostat yang telah menyebar ke organ tubuh lainnya, termasuk tulang belakang.
"Misalnya ada kanker payudara atau kanker prostat yang menyebar, meluas hingga mengenai tulang belakang," tutur dr. Sharon.
Selain itu, faktor penuaan (degeneratif) juga dapat menjadi pemicu munculnya cedera ini.
"Penyebab yang lain adalah degeneratif akibat penuaan. Jadi semua penyebab-penyebab ini secara langsung dan tidak langsung, mengakibatkan kerusakan pada tulang atau saraf tulang belakang," pungkas dr. Sharon.