No Bra Day: Kampanye Peduli Kanker Payudara, Kenali Gejala dan Jenis Kanker Payudara
No Bra Day sebagai kampanye peduli kanker payudara, kenali gejala dan jenis kanker payudara, mulai dari kanker stadium 0 hingga kanker langka.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - No Bra Day atau Hari Tanpa Bra Sedunia diperingati setiap 13 Oktober.
Peringatan tersebut menjadi pengingat bagi perempuan untuk menjaga kesehatan payudara sekaligus sebagai kampanye tentang risiko kanker payudara.
Sehingga, Oktober menjadi bulan peduli kanker payudara dan diperingati Rabu (13/10/2021) hari ini.
Dalam peringatan Hari Tanpa Bra, komunitas pejuang kanker payudara juga mengingatkan agar semua perempuan melakukan skrining kanker payudara untuk mendeteksi munculnya kanker sejak dini.
Menurut National Day Calendar, perempuan dapat melakukan skrining setiap bulan.
Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan payudara adalah sepuluh hari setelah awal siklus menstruasi.
Sedangkan, bagi perempuan yang sudah menopause, mereka dapat melakukan pemeriksaan setiap satu bulan sekali dengan menentukan tanggal sendiri.
Kanker payudara tidak hanya menyerang perempuan, namun laki-laki juga memiliki risiko terkena kanker payudara.
Menurut National Breast Cancer, setiap tahun diperkirakan sekitar 2.190 pria akan terdiagnosis kanker payudara dan 410 akan meninggal.
Persentase tersebut tergolong kecil, namun laki-laki juga dapat melakukan pemeriksaan mandiri sejak dini.
Baca juga: Sejarah No Bra Day, Diperingati Setiap Tanggal 13 Oktober
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021, Mari Kenali Kesehatan Mental dan Jenis Gangguannya Berikut Ini
Berikut ini jenis kanker payudara, dikutip dari Cancer.org:
1. Ductal Carcinoma in Situ (DCIS)
DCIS juga disebut karsinoma intraduktal atau kanker payudara stadium 0.
Jenis kanker ini merupakan kanker payudara non-invasif atau pra-invasif.
Sel-sel yang melapisi saluran telah berubah menjadi sel kanker, namun belum menyebar melalui dinding saluran ke jaringan payudara terdekat.
2. Invasive Breast Cancer (IDC/ILC)
IDC dimulai dari sel-sel yang melapisi saluran susu di payudara.
Sel ini dapat menyebar dan menembus dinding saluran, dan tumbuh ke jaringan payudara terdekat.
Kemudian dapat menyebar ke bagian lain di tubuh melalui sistem getah bening dan aliran darah.
Sedangkan, ILC dimulai dari kelenjar penghasil susu (lobulus).
Jenis ini agak sulit dideteksi secara fisik seperti melalui alat mammogram.
3. Triple-negative Breast Cancer
Kanker payudara triple-negatif (TNBC) terdiagnosa pada sebagian besar kanker payudara, yaitu sekitar 10 hingga 15 persen.
Sel kanker ini tidak memiliki reseptor estrogen atau progesteron dan juga tidak memproduksi terlalu banyak protein yang disebut HER2.
Kanker ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita yang lebih muda dari usia 40 atau yang memiliki mutasi BRCA1.
Kanker payudara triple-negatif berbeda dari jenis kanker payudara invasif lainnya karena mereka tumbuh dan menyebar lebih cepat.
4. Angiosarcoma of the Breast
Kanker payudara inflamasi (IBC) jarang terjadi dan hanya menyumbang satu hingga lima persen dari semua kanker payudara.
IBC memiliki gejala peradangan seperti pembengkakan dan kemerahan.
Gejala IBC disebabkan oleh sel kanker yang menghalangi pembuluh getah bening di kulit yang menyebabkan payudara terlihat "meradang."
5. Inflammatory Breast Cancer
Angiosarcoma adalah kanker langka yang dimulai pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
Sering kali kanker ini merupakan komplikasi dari pengobatan radiasi sebelumnya pada payudara.
Hal ini dapat terjadi pada usia 8 hingga 10 tahun setelah mendapatkan pengobatan radiasi pada payudara.
6. Paget Disease of the Breast
Penyakit Paget payudara adalah jenis kanker payudara langka yang menyerangkan kulit puting dan areola (lingkaran hitam di sekitar puting).
Penyakit Paget biasanya hanya menyerang satu payudara.
Dalam 80 hingga 90 persen kasus dapat ditemukan kanker Paget bersama dengan karsinoma duktal in situ (DCIS) atau karsinoma duktal infiltrasi (kanker payudara invasif).
Baca juga: Alat Pernapasan pada Manusia Beserta Fungsinya, Mulai dari Hidung hingga Paru Paru
Tips Menurunkan Risiko Terkena Kanker Payudara
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker payudara.
Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Perlu diketahui, ada banyak faktor yang berada di luar kendali manusia seperti bertambahnya usia.
Untuk wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan.
Berikut cara yang dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara, dikutip dari Cancer.org:
1. Mempertahankan berat badan
Perubahan berat badan dialami oleh setiap perempuan.
Penambahan berat badan yang signifikan pada perempuan dewasa setelah menopause memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara.
Keseimbangan asupan dalam tubuh menjadi faktor penting yang dapat menjaga tubuh tetap sehat.
2. Rajin melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur terbukti mampu mengurangi risiko kanker payudara.
Setidaknya, seorang perempuan harus melakukan aktivitas fisik yang rutin selama 15 hingga 30 menit per hari.
Mereka dapat melakukannya dengan olahraga teratur.
3. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol
Tingkat asupan alkohol dalam minuman dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Perempuan seharusnya membatasi diri untuk tidah mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari satu gelas sehari.
Baca juga: 4 Manfaat Sabun Susu Kambing untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Anti Aging
4. Melakukan skrining
Seperti yang telah dijelaskan di awal artikel, skrining payudara dapat dilakukan setiap bulan.
Selain itu, pemeriksaan lebih lanjut juga harus dilakukan bagi perempuan yang berasal dari keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, atau mengalami mutasi gen yang diketahui meningkatkan risiko kanker payudara, seperti pada gen BRCA1 atau BRCA2.
Bagi yang memiliki risiko tinggi tersebut, dapat mengunjungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mereka juga dapat melakukan skrining payudara dengan mammogram tahunan pada usia muda.
Skrining payudara memang tidak dapat mengobati kanker tersebut, namun bermanfaat untuk mengetahui sejak dini tanda-tanda kanker sebelum tumbuh lebih parah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Kanker