Banyak Konsumsi Makanan Kaleng, Makin Tinggi Kadar Bisphenol-A dalam Urin
Lapisan plastik yang mengandung BPA yang terdapat pada bagian dalam makanan kaleng berfungsi untuk mencegak karat.
Editor: Eko Sutriyanto
“Penambahan gula dalam makanan kaleng mempunyai dampak bahaya dan menyebabkan risiko terkena penyakit gula atau diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit jantung. Apabila sudah menderita kedua penyakit tersebut, sebaiknya hindari makanan kaleng agar tidak semakin parah,” ujar dr. Karin.
Dr. Melyarna Putri, M.Gizi yang juga dari KlikDokter, juga menyarankan tidak boleh sering-sering mengonsumsi makanan kaleng dalam jumlah yang terlalu banyak.
Baca juga: Arzeti Bilbina Harap BPOM Beri Label Peringatan Konsumen pada Kemasan Plastik Mengandung BPA
“Meski kandungan nutrisinya sama dengan makanan segar, tapi makanan kaleng ditambahkan bahan kimia selama proses pengemasan.
Bahan kimia yang digunakan dalam pengemasan salah satunya adalah BPA (bisphenol-A) yang digunakan untuk menghalau karat dari kaleng. Bahan kimia ini tidak baik untuk kesehatan kalau dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak,” ujar dr. Melyarna.
Menurut doker Melyarna, jika mengonsumsi terlalu banyak makanan kaleng dapat meningkatkan risiko terkena diabetes karena paparan BPA dari kemasan kalengnya.
“Terlalu banyak terpapar BPA dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan pada sistem metabolisme tubuh dan mengurangi sensitivitas insulin, sehingga kadar gula darah akan terus naik,” katanya.
Makanan kaleng juga sangat digemari masyarakat karena biasanya dapat bertahan lama. Itu karena makanan kaleng mengandung bahan pengawet makanan. Tapi, jika terlalu banyak mengonsumsi makanan kaleng ini, bahan pengawet yang ada di dalamnya dapat mendorong pertumbuhan sel kanker yang dapat menimbulkan risiko berbagai macam penyakit kanker.
Selain dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker pada tubuh, bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan makanan kaleng juga dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem pencernaan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan kaleng dapat membuat saluran pencernaan terpapar bahan kimia, yang dapat menimbulkan pengedapan dalam usus, dan pada akhirnya dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan seperti diare dan sakit perut.
Makanan kaleng yang dibiarkan dalam jangka waktu lama juga dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri yang disebut clostridium. Efek dari masuknya bakteri tersebut ke tubuh dapat mengganggu kesehatan.
Tidak hanya itu, apabila makanan kaleng terus dikonsumsi dengan jumlah yang banyak, dapat menyebabkan keracunan, yang biasanya ditandai dengan munculnya gejala seperti pusing dan mual-mual.
Ada juga banyak jenis makanan kaleng yang memiliki tambahan pemanis buatan cukup signifikan, satu di antaranya adalah buah kalengan. Pemanis buatan yang digunakan pada makanan kalengan biasanya sulit untuk dicerna oleh tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada ginjal dan saluran kemih.