Mitos Atau Fakta, Penderita Epilepsi Tidak Boleh Menikah? Begini Penjelasan Dokter
Pada dasarnya memang risiko epilepsi adalah genetik tapi sebagian besar disebabkan secara acak tanpa ada keterkaitan gen
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada orang yang mengalami epilepsi, kejang muncul ketika terjadi impuls listrik yang dihasilkan secara berlebihan. Sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.
Epilepsi sendiri terjadi karena adanya adanya faktor genetik sehingga syaraf mudah melecutkan gelombang listrik.
Selain itu Epilepsi juga disebabkan karena adanya kelainan struktur di otak, kelainan pembuluh darah dan penebalan permukaan otak.
Bisa pula karena korteks otak tidak berkembang secara normal.
Namun ada isu yang beredar di masyarakat jika orang yang menderita epilepsi tidak disarankan untuk menikah karena dapat menurunkan penyakit tersebut langsung pada sang anak.
Hal itu pun dibantah oleh dr Suryawati Sp A, epilepsi.
Pada dasarnya memang risiko epilepsi adalah genetik tapi sebagian besar disebabkan secara acak tanpa ada keterkaitan gen.
Baca juga: Bukan Memasukkan Benda ke Mulut, Berikut Penanganan yang Tepat Saat Penderita Epilepsi Kejang
"Bapak ibu normal, anak bisa epilepsi sendiri. Belum tentu diturunkan.
Beberapa jenis ada yang diturunkan, orangtua ke anak. tapi jumlah gak banyak dan lebih jarang," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Senin (1/11/2021).
Sebagian besar mutasi gen yang menyebabkan epilepsi terjadi secara sporadik atau tidak menentu.
Sehingga kalau ditanya apakah orang yang alami epilepsi boleh menikah? Maka jawabannya adalah boleh.
"Karena belum tentu anaknya epilepsi juga. jangan diskriminsi juga karena belum tentu terjadi," pungkasnya.