Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung, Berikut Penyebab dan Gejalanya
Simak inilah perbedaan antara Gagal Jantung dan Serangan Jantung, lengkap beserta penyebab dan gejalanya.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
![Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung, Berikut Penyebab dan Gejalanya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-serangan-jantung1.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perbedaan antara Gagal Jantung dan Serangan Jantung, lengkap beserta penyebab dan gejala yang dialami.
Gagal jantung dan serangan jantung adalah dua kondisi pada jantung yang dapat berdampak serius pada kesehatan jika tidak segera ditangani.
Namun, keduanya bukanlah hal yang sama dan terdapat beberapa perbedaan utama antara kedua kondisi tersebut.
Gagal jantung berarti jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.
Sementara serangan jantung adalah kondisi ketika aliran darah tidak dapat mengalir ke jantung karena terhalang gumpalan darah.
Baca juga: Ini Penyebab Gagal Jantung Beserta Faktor Risiko dan Gejalanya
Baca juga: 8 Tips Menurunkan Kadar Kolesterol Secara Alami agar Terhindar dari Penyakit Jantung
Gagal Jantung
Dikutip dari Healthline, gagal jantung ditandai dengan ketidakmampuan jantung untuk memompa suplai darah yang cukup ke tubuh.
Tanpa aliran darah yang cukup, semua fungsi utama tubuh akan terganggu.
Gagal jantung adalah suatu kondisi atau kumpulan gejala yang melemahkan jantung.
Pada beberapa orang terkena gagal jantung, jantung mengalami kesulitan memompa cukup darah untuk mendukung organ lain dalam tubuh.
Sebagian lainnya mungkin mengalami pengerasan dan kekakuan otot jantung itu sendiri, yang menghalangi atau mengurangi aliran darah ke jantung.
Gagal jantung dapat mempengaruhi sisi kanan atau kiri jantung atau keduanya secara bersamaan.
Pada gagal jantung akut, gejalanya muncul tiba-tiba, tetapi hilang dengan cukup cepat.
Kondisi ini sering terjadi setelah serangan jantung.
Ini juga mungkin akibat dari masalah dengan katup jantung yang mengontrol aliran darah di
jantung.
Namun, pada gagal jantung kronis, gejalanya terus menerus dan tidak membaik seiring waktu.
Sebagian besar kasus gagal jantung bersifat kronis.
Baca juga: Kadar Lemak Darah Tinggi Picu Serangan Jantung, Lakukan Hal Ini Sebelum Terlambat!
Penyebab paling umum dari gagal jantung adalah penyakit arteri koroner (CAD), gangguan yang menyebabkan penyempitan arteri yang memasok darah dan oksigen ke jantung.
Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung, yakni:
1. Kardiomiopati, gangguan pada otot jantung yang menyebabkan jantung menjadi lemah;
2. Penyakit jantung bawaan;
3. Serangan jantung;
4. Penyakit katup jantung;
5. Jenis aritmia tertentu, atau irama jantung tidak teratur;
6. Tekanan darah tinggi;
7. Emfisema, penyakit paru-paru;
8. Diabetes;
9. Tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif;
10. HIV;
11. Anemia yang parah;
12. Pengobatan kanker tertentu, seperti kemoterapi;
13. Penyalahgunaan zat atau alkohol.
Gejala Gagal Jantung
Gagal jantung dapat berlangsung terus-menerus (kronis), atau mungkin mulai tiba-tiba (akut).
Tanda dan gejala gagal jantung di antaranya:
1. Kelelahan;
2. Kenaikan berat badan secara tiba-tiba;
3. Kehilangan nafsu makan;
4. Katuk terus-menerus;
5. Ketak jantung tidak teratur;
6. Palpitasi jantung;
7. Pembengkakan perut;
8. Sesak napas;
9. Kaki dan pergelangan kaki bengkak;
10. Vena leher yang menonjol.
![Ilustrasi Gagal Jantung](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/penderita-gagal-jantung_20180518_175809.jpg)
Baca juga: Penyebab Penyakit Jantung pada Wanita, Gejala Awal dan Cara Pencegahannya
Baca juga: Gejalanya yang Mirip, Ini Perbedaan Serangan Rasa Panik Berlebihan dan Serangan Jantung
Serangan Jantung
Masih dari Healthline, istilah medis untuk serangan jantung adalah Infark Miokard.
Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner.
Di sinilah plak menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung.
Penumpukan plak di arteri juga dikenal sebagai aterosklerosis.
Ada dua jenis utama serangan jantung, yakni:
- Serangan jantung tipe I, di mana plak di dinding bagian dalam arteri pecah dan melepaskan kolesterol dan zat lain ke dalam aliran darah.
Hal ini kemudian dapat membentuk bekuan darah dan menyumbat arteri.
- Serangan jantung tipe II, di mana jantung tidak menerima darah kaya oksigen sebanyak yang dibutuhkan, tetapi tidak ada penyumbatan total pada arteri.
Sementara itu, penyebab lain dari serangan jantung adalah pembuluh darah robek, spasme pembuluh darah, penyalahgunaan narkoba, hipoksia atau kekurangan oksigen dalam darah.
Gejala Serangan Jantung
Gejala umum untuk serangan jantung, adalah:
1. Nyeri dada atau ketidaknyamanan;
2. Sesak napas;
3. Nyeri di lengan, bahu, atau leher;
4. Mual;
5. Berkeringat;
6. Pusing dan kelelahan;
7. Nyeri tubuh bagian atas;
8. Kesulitan bernapas.
Beberapa orang mungkin mengalami campuran gejala serangan jantung tanpa memandang jenis kelamin.
Ada juga perbedaan spesifik jenis kelamin dalam gejala serangan jantung.
Wanita lebih mungkin mengalami gejala serangan jantung yang khas, seperti nyeri dada dan sesak napas.
Namun, pria lebih mungkin mengalami serangan jantung akibat pecahnya plak, sementara wanita cenderung lebih berisiko terkena penyakit arteri koroner non-obstruktif.
Tingkat estrogen yang lebih tinggi juga dapat mengurangi risiko seseorang terkena serangan jantung.
Akibatnya, wanita memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung setelah menopause daripada sebelumnya.
(Tribunnews.com/Latifah)