Apa Itu Penggumpalan Darah di Otak? Berikut Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
Berikut penjelasan terkait penggumpalan darah di otak, gejala, penyebab, hingga cara pencegahannya.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan terkait penggumpalan darah di otak, gejala, hingga cara pencegahannya.
Pembekuan darah, terutama yang berasal dari otak, dapat terjadi sangat cepat.
Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia.
Oleh karena itu, otak juga menjadi organ yang paling rentan.
Bekuan darah di otak dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang serius seperti stroke otak atau serangan otak.
Mengutip Narayana Health, gumpalan darah di otak disebabkan darah yang tidak mengalir ke otak.
Darah mengandung unsur-unsur penting seperti sel, nutrisi, gas, dan protein yang secara konsisten mengalir melalui aliran darah seperti sistem jalan raya yang rumit dan kompleks.
Jika ada obstruksi, darah cenderung menggumpal dan membentuk trombus.
Baca juga: Ini Tindakan Pertama Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Kambuh
Baca juga: Jadi Penyakit Mematikan di Dunia, Lakukan Sejak Dini Empat Langkah Ini Agar Jantung Tetap Sehat
Trombus akhirnya dapat pecah dan kemudian memasuki aliran darah sebagai aliran besar aliran darah, membentuk embolus dalam prosesnya.
Nah, pembentukan trombus dan mengalirnya embolus ke otak dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan di tubuh.
Sementara, stroke otak terjadi ketika gumpalan darah menjadi cukup besar untuk akhirnya memotong suplai darah ke bagian otak, merusak atau membunuh jaringan otak tertentu.
Gejala Penggumpalan Darah di Otak
Relatif mudah untuk mengidentifikasi kapan seseorang menghadapi atau mengalami stroke otak.
Indikator tertentu dapat digunakan untuk dengan mudah memahami apakah seseorang menderita pembekuan darah di otak dan dapat ditangani medis segera.
Berikut adalah beberapa gejala gumpalan darah di otak yang harus diwaspadai:
- Penglihatan kabur dan menghitam secara tiba-tiba adalah salah satu indikator awal stroke otak yang akan datang.
- Gangguan bicara adalah tanda merah lain yang menunjukkan gejala stroke otak dan pembentukan bekuan darah di otak.
Penderita akan menghadapi kesulitan dalam berbicara, dan jika berhasil berbicara pun kata-kata yang keluar mungkin tidak jelas dan sulit dipahami.
- Mengalami kesulitan menelan makan atau minum jika trombus atau embolus terbentuk dalam aliran darah.
- Sakit kepala yang tiba-tiba adalah indikasi alami dari bahaya otak.
Mungkin juga mengalami gejala lain seperti merasa pusing atau ingin muntah.
- Kelumpuhan akut di satu sisi tubuh atau salah satu organ saat stroke otak.
Misalnya, satu sisi mulut, atau salah satu anggota tubuh (kaki dan lengan), dan lain-lain, bisa lumpuh.
- Mungkin mengalami kelumpuhan parsial, kemampuan untuk berjalan atau bergerak selama stroke otak.
Saat otak berhenti berfungsi pada tingkat alaminya, mungkin kehilangan keseimbangan tubuh dan koordinasi tubuh.
Apa yang menyebabkan penggumpalan darah?
Tubuh bereaksi terhadap cedera atau luka dengan cara membekukan darah sebagaimana mestinya.
Jenis gumpalan ini tidak menjadi masalah.
Terkadang gumpalan darah akan terbentuk tanpa pemicu seperti cedera atau luka.
Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan saat Musim Hujan agar Tidak Mudah Terserang Penyakit, Terlebih saat Pandemi
Baca juga: Merokok Masih Jadi Penyebab Utama Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Ini lebih mungkin terjadi dengan faktor atau kondisi risiko tertentu.
Berikut beberapa risiko, dikutip dari Family Doctor:
- Duduk dalam waktu lama;
- Istirahat di tempat tidur yang lama (sering terjadi pada pembedahan atau penyakit);
- Kehamilan;
- Merokok;
- Kegemukan;
- Pil KB/terapi penggantian hormon/obat kanker payudara;
- Jenis kanker tertentu (pankreas, paru-paru, multiple myeloma , atau kanker terkait darah);
- Trauma (cedera serius);
- Beberapa jenis operasi besar;
- Usia (terutama di atas usia 60);
- Riwayat keluarga pembekuan darah;
- Gangguan autoimun;
- Penyakit yang berhubungan dengan peradangan kronis;
- Infeksi tertentu (HIV/AIDS, hepatitis C, atau penyakit Lyme).
Bisakah penggumpaln darah dicegah atau dihindari?
Pembekuan darah sangat dapat dicegah.
Untuk mencegah atau menghindari pembekuan darah, ketahui faktor risiko pribadi Anda dan kendalikan risiko yang Anda bisa.
Bekuan darah dirawat berdasarkan lokasinya.
Obat pengencer darah oral adalah perawatan yang paling umum untuk pembekuan darah.
Beberapa obat dapat diberikan melalui kateter (tabung panjang dan tipis) yang dimasukkan ke dalam area bekuan darah.
Beberapa gumpalan dapat diangkat melalui pembedahan.
Bicaralah dengan dokter jika Anda sedang hamil.
Obat-obatan mungkin melibatkan risiko bagi anak yang belum lahir.
Jika bekuan darah disebabkan oleh infeksi, dokter mungkin dapat mengobati infeksi dan mengurangi risiko pembekuan.
Cara mencegah pembekuan darah:
- Berhenti merokok;
- Jika obestitas, turunkan berat badan;
- Hindari pil KB;
- Aktif bergerak;
- Jika memiliki riwayat keluarga pembekuan darah, bicarakan dengan dokter.
Ada beberapa situasi dalam hidup yang meningkatkan risiko pembekuan darah, termasuk:
- Saat hamil;
- Ketika tidak bergerak dalam waktu lama;
- Ketika baru saja menjalani operasi besar;
- Ketika menderita kanker.
(Tribunnews.com/Yurika)