Apa Itu Penyakit Pneumonia pada Anak? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Pneumonia menyebabkan terjadinya peradangan yang mengakibatkan tertimbunnya eksudat di paru, sehingga terjadi gangguan pertukaran gas.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai pneumonia pada anak serta gejala, penyebab, dan cara mengobatinya, selengkapnya dalam artikel ini.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru.
Melansir laman dikes.bandungkab.go.id, pneumonia menyebabkan terjadinya peradangan yang mengakibatkan tertimbunnya eksudat di paru, sehingga terjadi gangguan pertukaran gas.
Pneumonia dapat menyerang siapa saja, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Baca juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi bagi Penderita Pneumonia: Kunyit hingga Jahe
Baca juga: Mengenal Penyakit Pneumonia: Dari Gejala hingga Cara Penanganannya oleh Dokter
Berdasarkan data UNICEF melalui laporan Fighting For Breath (2019), lebih dari 800.000 balita di dunia menderita penumonia dan sekitar 2000 balita meninggal setiap harinya.
Dari data yang sama, Indonesia memang termasuk negara yang memiliki kemajuan baik dalam pencegahan dan penanganan pneumonia.
Meski demikian, angka kematian balita akibat pneumonia Indonesia pada 2018 adalah sebesar 4/1.000 kelahiran hidup.
Namun, angka ini sudah cukup baik dibandingkan dengan negara lainnya, tetapi masih belum mencapai target global pada 2025, yaitu 3/1.000 kelahiran hidup.
Data ini memprihatinkan dan diperkirakan angkanya meningkat akibat dampak Covid-19 pada anak.
Gejala Pneumonia
Pneumonia pada anak memberikan gejala yang berbeda-beda tergantung usia anak.
Gejala yang paling sering dialami yaitu:
1. Sesak atau sulit bernapas
2. Napas cepat
3. Demam
4. Menggigil
5. Sakit Kepala
6. Batuk
7. Dada tertarik ke dalam waktu menarik napas
8. Mengi yaitu istilah untuk menggambarkan suara bernada tinggi yang terdengar saat sedang bernapas.
9. Nafsu makan menurun.
Sementara pada bayi dapat terjadi kejang, kesadaran menurun, badan dingin, gerakan lemah, tidak mau minum serta harus waspada tanda bahaya bila terjadi muntah.
Penyebab Pneumonia
Pneumonia atau radang paru terjadi karena infeksi bakteri patogen dan juga disebabkan oleh virus.
Di negara berkembang bakteri patogen sebagai penyebab pneumonia pada balita.
Sementara di negara maju pneumonia pada balita umumnya disebabkan oleh virus.
Pada umumnya, pneumonia yang disebakan oleh bakteri adalah Steptococcus, pneumoniae, Staphylococcus aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas Sp. Virus influenza.
Sementara itu, pneumonia ditularkan melalui percikan air ludah.
Air ludah dapat berasal dari anak atau orang dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu dalam saluran pernafasan mereka.
Dapat juga tertular dari lendir hidung atau tenggorokan orang yang sedang sakit.
Penular biasanya lebih sering dari dari orang serumah, teman sepermainan, atau teman di sekolah.
Faktor risiko penularan makin besar ketika bayi atau balita menderita kekurangan gizi dan tidak mendapatkan ASI.
Selain itu, faktor risiko pneumonia juga dapat meningkat karena tidak mendapatkan imunisasi, kurang vitamin A, bayi terpapar asap rokok, asap dapur, dan polusi lingkungan juga.
Bayi dan balita bisa dilindungi dari pneumonia lewat imunisasi DPT, campak, dan pneumokokus.
Cara Mengobati Pneumonia
Pneumonia bisa di obati dengan cepat bila segera dibawa ke dokter atau rumah sakit.
Dokter akan memberikan antibiotik untuk penyembuhan pneumonia.
Untuk mendukung penyembuhan, anak bisa diberi minum lebih banyak.
Apabila masih menyusui, pemberian ASI harus di tingkatkan.
Balita harus dibawa periksa kembali ke dokter atau sarana kesehatan bila napasnya menjadi sesak dan cepat.
Dikutip dari kemkes.go.id Indonesia telah melakukan berbagai upaya serius dalam pengendalian pneumonia pada balita, melalui:
- Pemberian imunisasi
- Peningkatan status gizi ibu hamil
- Promosi ASI eksklusif bagi bayi sampai usia 6 bulan
- Peningkatan gizi bayi dan balita
- Pengendalian polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution)
- Promosi rumah sehat
- Perbaikan perilaku masyarakat dalam pencarian layanan kesehatan
- Perbaikan dalam tatalaksana pneumonia
- Penyediaan pembiayaan yang berkesinambungan bagi pelaksanaan upaya pencegahan dan pengendalian pneumonia.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Terkait Pneumonia