Tenaga Kesehatan Imbau Masyarakat Hapus Stigma Negatif Pada Pasien HIV-AIDS
Hingga kini masyarakat masih beranggapan jika HIV/AIDS disebabkan oleh perbuatan yang tidak baik.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hingga kini masyarakat masih beranggapan jika HIV/AIDS disebabkan oleh perbuatan yang tidak baik.
Misalnya seks bebas hingga bergonta-ganti pasangan. Lantas bagaimana dengan anak yang tertular HIV?
Menurut dr Endah Citraresmi, Sp A (K) MARS, pandangan masyarakat memang masih negatif terkait pasien HIV-AIDS.
Masih banyak yang beranggapan jika mereka yang terinfeksi akibat perbuatan yang tidak baik.
"Padahal itu keliru. Nomor satu jelas anak tidak punya masalah apa-apa, lahir dari ibu yang punya HIV-AIDS. Apakah ibu melakukan perbuatan tidak benar? Belum tentu. Siapa tahu dapat dari suaminya," ungkapnya lewat siaran Radio Kesehatan, Jumat (3/12/2021).
Tidak sedikit kata dr Endah ibu rumah tangga yang diam di rumah. Tapi tertular dari suami. Banyak juga yang mendapatkan infeksi HIV namun tidak diketahui.
Baca juga: Ibu Hamil Positif HIV-AIDS Belum Tentu Menularkan pada Bayi, Berikut Pencegahannya
"Intinya adalah mari kita akhiri. Terkait stigma ini bahwa infeksi HIV terjadi pada orang yang memang bersalah harus dihentikan. Kalau tidak, penanganan HIV gak maju," katanya lagi.
Bahkan sampai sekarang masih ada masyarakat yang berpikir tidak perlu mengurus pasien HIV.
"Kita akan terus jalan ditempat. Akan banyak korban yang terinfeksi atau tidak tertangani jika kita tidak berbuat apa-apa," pungkasnya.