Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pasien Diabetes Harus Jalankan Pola Hidup Sehat, Tapi Bolehkah Makan Mi Instan?

Pasien diabetes disarankan jalani pola hidup sehat, mulai berolahraga, kurangi berat badan jika kegemukan, dan perbanyak makan sayuran dan buah.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Pasien Diabetes Harus Jalankan Pola Hidup Sehat, Tapi Bolehkah Makan Mi Instan?
netdna-cdn.com
Ilustrasi Mi Instan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menentukan seseorang diabetes, harus melalui pemeriksakan kadar gula darah  tidak bisa hanya berdasarkan gejalanya.

Hal itu disampaikan saat berbicara pada rangkaian webinar #GoodKnowledgeGoodHealth bekerja sama dengan LSPR Communication & Business Institute, baru-baru ini.

Seseorang tidak langsung menjadi diabetes. Dimulai dari normal menjadi prediabetes lalu diabetes.

“Seseorang dikatakan diabetes apabila gula darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl, gula darah post pembebanan glukosa (GDPP) 200 mg/dl, dan Hba1C ≥ 6,5 %," jelasnya.

Perjalanan Diabetes Melitus (DM) tipe 2: normal > prediabetes > DM tipe 2 > komplikasi > kecacatan dan kematian.

Baca juga: Faktor Penyebab Terjadinya Urine Berbusa: Penyakit Ginjal, Dehidrasi, hingga Diabetes

Baca juga: 8 Manfaat Cokelat Hitam untuk Kesehatan: Tingkatkan Kesehatan Jantung hingga Cegah Diabetes

Seperti diabetes yang ada perjalanannya, pencegahannya pun ada tahapannya.

Berita Rekomendasi

Dr. Rulli mengatakan, untuk prediabetes dilakukan pencegahan primer. Orang yang gula darahnya meningkat, tidak normal lagi, tetapi belum diabetes, ada kemungkinan bisa kembali normal.

Namun, kalau sudah DM tipe 2, maka panahnya ke arah kanan, sangat sulit untuk berbalik ke belakang.

"Lakukanlah pola hidup sehat dengan mulai berolahraga, kurangi berat badan jika kegemukan, dan perbanyak makan sayuran dan buah-buahan," ungkap Dokter Rully.

Selain itu, keturunan merupakan salah satu faktor risiko pada diabetes, tetapi tidak bersifat satu gen.

Berbeda dengan hemofilia yang diturunkan dari kromosom X ke X. Pola keturunan pada diabetes bersifat poligenik.

Jadi, banyak gen yang terlibat, tetapi seseorang belum bisa mengidentifikasi yang mana yang paling dominan.

Baca juga: 8 Manfaat Cokelat Hitam untuk Kesehatan: Tingkatkan Kesehatan Jantung hingga Cegah Diabetes

“Sekalipun ada faktor keturunan, kita yang menentukan apakah faktor keturunan itu jadi bermanifestasi. Artinya, secara gen memang diturunkan, tetapi apabila kita menjaga pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur, genetik itu tidak akan terbuka, tetap terkunci, tidak bermanifestasi menjadi diabetes. Itulah yang disebut dengan epigenetik,” ujar Dr. Rulli.

Pola makan yang baik berarti proporsi yang seimbang antara karbohidrat, lemak, dan protein sehingga berat badan tetap terkontrol.

Berbicara mengenai pola makan, mi instan menjadi salah satu makanan favorit orang Indonesia.

Dilansir dari gooddoctor.co.id, mi instan mengandung karbohidrat tinggi dan bisa menyebabkan kenaikan gula darah secara cepat. Mi instan juga tinggi sodium. Sodium dapat menaikkan tekanan darah.

Apabila pengidap diabetes ingin makan mi instan, maka pilih mi yang berbahan dasar biji-bijian utuh karena secara umum tepung yang menjadi bahan dasar mi instan memiliki indeks pati yang tinggi.

Selain itu, jangan memasak mi terlalu lama karena akan mempengaruhi indeks glikemiknya dan makan 1/3 mangkok saja.

Gambaran klinis pada pasien DM di bawah usia 40 tahun di Asia menunjukkan banyak tipe 2 dan sering diawali dengan kegemukan serta 80 persen ada riwayat keluarga.

Kemudian yang menjadi masalah dalam diabetes adalah komplikasi, seperti stroke, penyakit kardiovaskular, neuropati diabetik, gangguan ginjal, dan gangguan mata.

DM tipe 2 pada usia muda menimbulkan komplikasi yang lebih agresif, komplikasi pada pembuluh darah kecil dan besar lebih cepat timbulnya, berkurangnya usia harapan hidup, mortalitas lebih nyata dibandingkan populasi umum, mortalitas lebih nyata dibandingkan tipe 1, dan komplikasi pembuluh darah besar lebih lebih nyata dibandingkan tipe 1.

Lanjut Dr. Rulli, luka diabetes paling sering terjadi di kaki. Diabetes paling sering mengenai serabut saraf tipe panjang di bagian kaki.

Kulit kaki orang diabetes sering kali kering karena terjadi gangguan saraf otonom yang mengeluarkan keringat.

Karena keringatnya tidak keluar, kulit menjadi pecah-pecah sehingga apabila tidak dirawat dengan diberi pelembap dapat menjadi pintu masuk untuk kuman.

Kemudian, kuman berkembang banyak sehingga mulailah luka diabetes.

Pengobatannya tergantung tipe lukanya. Jadi, kalau ada luka harus dirawat agar tidak tambah naik.

Jadi yang bisa dilakukan penyandang diabetes untuk menjaga kesehatan mereka lebih baik terutama selama pandemi adalah menjaga pola hidup dan makanan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas