Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dalam Sepekan, 500 Ribu Lebih Anak Usia 6-11 Tahun Terima Vaksin Covid-19

Tercatat sejak 14 Desember lalu, sudah lebih dari 500 ribu anak menerima vaksin Covid-19.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun mendapat sambut hangat di masyarakat selama sepekan pelaksanaannya.

Tercatat sejak 14 Desember lalu, sudah lebih dari 500 ribu anak menerima vaksin Covid-19.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu menyatakan, "Jadi tentu kita bersyukur seperti pada ratas pak presiden mengharapkan di awal Desember."

"Satu minggu itu kami mempersiapkan, Kementerian Kesehatan mempersiapkan di Kick Off tanggal 14 jadi saat ini berjalan lancar seperti tadi disampaikan memang tahap pertama ini kami masih menggunakan kriteria yang sudah capai daerah  cakupan vaksinasi 1 70 persen, di atas 70% dan lansia di atas 60%."

"Saat Kick off baru 115 kabupaten kota. Tapi sekarang sudah bertambah, karena tiap hari ada perubahan."

"Saat ini pantauan ami sudah di sistem lebih 500 ribu yang divaksinasi," ujar Dokter Maxi dalam diskusi virtual, Senin (20/12/2021).

Meski demikian ia mengatakan, capain tersebut masih jauh dari total sasaran yakni 26,5 juta anak.

BERITA TERKAIT

Karena belum semua daerah melaksanakan vaksinasi pada kelompok anak usia 6-11 tahun. 

Adapun daerah yang diizinkan menggelar vaksinasi anak harus memenuhi syarat yakni capaian vaksin dosis pertama di atas 70 persen dan vaksinasi lansia mencapai 60 persen.

"Tentu sasaran 26,5 juta masih jauh, karena belum semua kabupaten kota. Vaksinasi berjalan lancar dan aman. Peminatnya tentu makin lama makin banyak," jelasnya. 

Manfaat Anak Dapat Vaksin Covid-19 yang Perlu Dipahami Orangtua

Orangtua tak perlu khawatir, jika anak mendapatkan jadwal vaksinasi Covid-19.

Saat ini diketahui, anak usia 6-11 tahun telah menjadi prioritas vaksinasi dari pemerintah.

Sejak 14 Desember lalu, ratusan daerah yang memenuhi syarat telah menggulirkan vaksinasi tersebut.

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), menjelaskan anak-anak perlu mendapatkan perlindungan dari paparan Covid-19, mencegah menjadi berat hingga fatal.

"Jadi anak-anak juga ada komorbid. Ada diabetes, jantung bawaan, asma itu kalau kena Covid menjadi berat," kata Prof Sri dalam diskusi virtual FMB 9, Senin (20/12/2021).

Alasan kedua yang harus orangtua pahami adalah anak harus diberi vaksin Covid-19.

Walaupun mereka klinisnya ringan tetapi tetap bisa menularkan kepada orang-orang di sekitarnya, seperti teman, orang tua.

"Apalagi kalau di rumah itu ada nenek kakek yang dengan komorbid dan belum dikasih vaksinasi sangat berbahaya."

"Jadi walaupun ringan tapi bisa menularkan. Jadi ada keutungan diri sendiri dan orang lain," ungkapnya.

Ketiga, anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) dalam waktu dekat akan menjalani pembelajaran tatap muka.

"Ini perlu dipersiapkan. Jadi bukan hanya gurunya dan juga orang-orang sekitarnya di sekolah, tetapi juga anak-anak harus imun, supaya tidak menular."

"Jangan sampai nanti kalau buka sekolah, kemudian ada klaster baru dari sekolah, itu yang kita tidak harapkan" kata Prof Sri.

Keempat, mendukung tercapainya herd immunity atau ketebalan kelompok .

"Kita harus mendapatkan sekitar 70 dari sasaran atau 40 persen dari populasi itu termasuk anak tentunya, karena populasi kita juga tidak dibatasi hanya orang dewasa saja. Hal-hal itulah mengapa kemudian BPOM membuat regulasi rekomendasi mengenai EUA," jelas perempuan berkacamata ini.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas