Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Positif dan Negatif Anak Diasuh Nenek-Kakek

Perasaan senang atas kelahiran cucu dan keputusan untuk merawat cucu berasal dari diri mereka sendiri.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Positif dan Negatif Anak Diasuh Nenek-Kakek
/TRIBUN JABAR/DENI DENASWA
Ilustrasi pengasuhan anak. Banyak orang tua lebih nyaman jika pengasuhan anak dilakukan oleh orang tua mereka (lansia) dibandingkan orang lain, seperti babysitter. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membesarkan anak memiliki tantangan tersendiri.

Terlebih kini terjadi perubahan pola peran ibu sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga.

Sehingga, anggota keluarga lain dalam keluarga besar seperti nenek akan menjadi figur pengganti untuk mengasuh cucunya.

Banyak orang tua lebih nyaman jika pengasuhan anak dilakukan oleh orang tua mereka (lansia) dibandingkan orang lain, seperti babysitter.

Namun, kondisi ini tentu memiliki dampak positif dan negatif.

Hal tersebut diungkap Dosen Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga, Sylvia Dwi Wahyuni.

Berita Rekomendasi

Ia menyebut, banyak lansia di Indonesia tinggal bersama keluarga mereka. Lansia tinggal bersama keluarganya dalam tiga generasi.

“Pengasuhan cucu memiliki dampak positif dan negatif bagi lansia. Pengasuhan cucu pada lansia berdampak positif pada aspek fisik, psikis, sosial, dan lingkungan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nenek melaporkan gejala depresi yang lebih sedikit dibandingkan wanita tanpa cucu,” jelas Sylvia dalam siaran pers, Sabtu (8/1/2022).

Selain itu, lansia berdasarkan penelitian juga menerima dengan lapang dada jika diberi tanggung jawab untuk mengasuh cucunya.

Baca juga: Pengakuan Pelaku Pembunuhan Suami Istri Lansia di PALI, Berawal Dari Minta Buah Rambutan

Namun, tetap terdapat dampak negatif seperti kelelahan dan konflik keluarga.

Hasil ini menunjukkan, responden beranggapan membesarkan cucu adalah tanggung jawab bersama kakek-nenek dan orang tua.

“Keluarga memelihara hubungan antar generasi, dimana generasi awal akan selalu meninggalkan pengaruh pada generasi berikutnya. Selain itu, kakek-nenek memiliki perasaan senang selama bersama cucunya, ungkap Sylvia.

Beberapa lansia, tambahnya, memiliki keluhan saat merawat cucunya.

Namun, keluhan tersebut hilang saat lansia melihat cucunya bahagia. Kakek-nenek menganggap tidak ada keluhan yang memberatkan dan semua bisa teratasi karena setiap kali ada keluhan datang, para lansia merasa keluhan terbayar saat melihat cucunya yang lucu dan sehat.

Baca juga: Sasar Lansia dan Pelajar, BIN Banten Gelar Vaksinasi Covid-19 di Sejumlah Titik

“Secara psikologis, lansia merasa kelelahan fisik dapat dihilangkan dengan berdoa dalam mengatasi penyakit,” ungkapnya.

Sylvia menyebut kakek-nenek percaya cucu adalah segalanya, di luar anak-anak mereka sendiri.

Selain itu, perasaan senang atas kelahiran cucu dan keputusan untuk merawat cucu berasal dari diri mereka sendiri.

“Sebagian besar kegiatan yang sering dilakukan bersama cucu adalah bermain. Kegiatan lainnya adalah mengikuti kegiatan kemasyarakatan, mengurus rumah tangga, menonton TV, dan berjualan jajan di depan rumah. Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa mengasuh cucu lebih baik dengan kakek dan nenek daripada dengan pengasuh,” kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas