Ilmuwan Inggris Sebut Penderita Jantung Aman Berhubungan Intim
Penderita penyakit jantung sering kali enggan berhubungan seks karena khawatir mengalami serangan jantung mendadak.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Penderita penyakit jantung sering kali enggan berhubungan seks karena khawatir mengalami serangan jantung mendadak.
Namun penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh St George's University of London, Inggris kemungkinan akan menghilangkan kekhawatiran tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (14/1/2022), para peneliti mempelajari riwayat medis dari nyaris 7.000 orang Inggris yang meninggal karena serangan jantung mendadak selama periode 1994 hingga 2020.
Baca juga: Untuk Perempuan Menikah, Ini 4 Manfaat Berhubungan Intim di Pagi Hari
Baca juga: Pertama di Dunia, Pria Ini Jalani Transplantasi Jantung Babi
Kemudian mereka menemukan bahwa aktivitas sosial bertanggung jawab atas 0,2 persen dari kematian tersebut.
17 orang dari 7.000 kasus diperkirakan telah meninggal selama atau hingga satu jam setelah berhubungan seks.
Sisanya, mayoritas meninggal karena berbagai kondisi jantung.
Dua pertiga dari yang sakit itu merupakan laki-laki, dengan penyebab utama kematiannya adalah kardiomiopati dan gangguan irama jantung.
Sedangkan lebih dari setengah dari orang yang meninggal, tidak memiliki kondisi jantung yang terdiagnosis.
Para peneliti Inggris juga mencatat bahwa banyak patologi jantung dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh stres, kebiasaan merokok, konsumsi obat-obatan dan faktor lainnya.
Namun dalam hal seks, penelitian menunjukkan bahwa orang tidak menghilangkan kesenangannya hanya karena khawatir dengan kondisi jantungnya.
"Kami percaya temuan ini memberikan beberapa kepastian bahwa melakukan aktivitas seksual relatif aman pada pasien dengan kondisi jantung. Terutama pada individu yang lebih muda yang berusia di bawah 50 tahun," tulis para peneliti dalam artikel yang diterbitkan pada jurnal JAMA Cardiology.
Para peneliti mencatat, mereka tidak dapat mengetahui berapa banyak orang Inggris yang menderita serangan jantung saat berhubungan seks dan selamat.
Secara teori, ini membuat potensi risiko serangan jantung saat berhubungan seks menjadi lebih besar, namun tidak cukup tinggi demi membenarkan penolakan untuk berhubungan seks.