Mengenal Egg Freezing: Alasan Melakukan, Proses hingga Risiko Melakukannya
Berikut ini hal-hal terkait egg freezing atau pembekuan sel telur, mulai dari alasan melakukan, proses hingga risiko egg freezing.
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini hal-hal terkait egg freezing atau pembekuan sel telur, mulai dari alasan melakukan, proses hingga risiko egg freezing.
Para wanita diberikan kesempatan untuk membekukan sel telur mereka sendiri atau dikenal dengan sebutan Egg Freezing.
Mengutip dari Human Fertilisation & Embryology Authority, Pembekuan sel telur merupakan salah satu cara menjaga kesuburan seorang wanita agar ia dapat berusaha untuk memiliki keluarga di kemudian hari.
Egg freezing ini melibatkan pengumpulan sel telur wanita, membekukannya dan kemudian mencairkannya di kemudian hari sehingga dapat digunakan dalam perawatan kesuburan.
Hal ini dilakukan karena peluang seorang wanita untuk hamil secara alami menurun seiring bertambahnya usia akibat kualitas dan jumlah sel telurnya menurun.
Baca juga: Lakukan Egg Freezing, Luna Maya Sebut sebagai Tindakan Persiapan: Sedia Payung sebelum Hujan
Baca juga: Pengakuan Luna Maya Sudah Lakukan Egg Freezing hingga Kini Tengah Dekat dengan Seorang Pria
Pembekuan sel telur dapat menjadi upaya untuk menjaga kesuburan dengan cara membekukan sel telur saat wanita masih muda dan sel telur dalam kualitas terbaik.
Berdasarkan Mayo Clinic, sel telur yang diambil dari ovarium akan dibekukan tanpa dibuahi dan disimpan untuk digunakan nanti.
Kemudian telur yang beku dapat dicairkan, dikombinasikan dengan sperma di laboratorium dan ditanamkan di rahim (fertilisasi in vitro).
Alasan Dilakukan Egg Freezing
Lantas apa sajakah alasan dilakukannya egg freezing?
Mengutip dari UCLA Health, alasan dilakukannya Egg Freezing atau kriopreservasi oosit antara lain adalah:
- Wanita dengan kanker yang membutuhkan kemoterapi dan/atau terapi radiasi panggul yang dapat mempengaruhi kesuburan.
- Pembedahan yang dapat menyebabkan kerusakan pada ovarium.
- Risiko kegagalan ovarium prematur karena kelainan kromosom (misalnya sindrom Turner, sindrom X rapuh), atau riwayat menopause dini dalam keluarga.