Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Perbedaan Gagal Jantung, Henti Jantung dan Serangan Jantung, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Simak inilah perbedaan antara gagal jantung, henti jantung dan serangan jantung, lengkap beserta penyebab dan gejala yang dialami.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Perbedaan Gagal Jantung, Henti Jantung dan Serangan Jantung, Berikut Penyebab dan Gejalanya
Istimewa
Ilustrasi Serangan Jantung. Gagal jantung, henti jantung dan serangan jantung adalah tiga kondisi pada jantung yang dapat berdampak serius pada kesehatan jika tidak segera ditangani. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perbedaan antara gagal jantung, henti jantung dan serangan jantung, lengkap beserta penyebab dan gejala yang dialami.

Gagal jantung, henti jantung dan serangan jantung adalah tiga kondisi pada jantung yang dapat berdampak serius pada kesehatan jika tidak segera ditangani.

Namun, ketiganya bukanlah hal yang sama dan terdapat beberapa perbedaan utama antara kondisi tersebut.

Gagal jantung berarti jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.

Lalu, henti jantung adalah hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah yang terjadi secara mendadak.

Sementara serangan jantung adalah kondisi ketika aliran darah tidak dapat mengalir ke jantung karena terhalang gumpalan darah.

Baca juga: Detak Jantung Cepat dan Gejala Fisik Kamu Mengalami Rasa Cemas

Gagal Jantung

Berita Rekomendasi

Dikutip dari Healthline, gagal jantung ditandai dengan ketidakmampuan jantung untuk memompa suplai darah yang cukup ke tubuh.

Tanpa aliran darah yang cukup, semua fungsi utama tubuh akan terganggu.

Gagal jantung adalah suatu kondisi atau kumpulan gejala yang melemahkan jantung.

Pada beberapa orang terkena gagal jantung, jantung mengalami kesulitan memompa cukup darah untuk mendukung organ lain dalam tubuh.

Sebagian lainnya mungkin mengalami pengerasan dan kekakuan otot jantung itu sendiri, yang menghalangi atau mengurangi aliran darah ke jantung.

Gagal jantung dapat mempengaruhi sisi kanan atau kiri jantung atau keduanya secara bersamaan.

Pada gagal jantung akut, gejalanya muncul tiba-tiba, tetapi hilang dengan cukup cepat.

Kondisi ini sering terjadi setelah serangan jantung.

Ini juga mungkin akibat dari masalah dengan katup jantung yang mengontrol aliran darah di
jantung.

Namun, pada gagal jantung kronis, gejalanya terus menerus dan tidak membaik seiring waktu.

Sebagian besar kasus gagal jantung bersifat kronis.

Penyebab paling umum dari gagal jantung adalah penyakit arteri koroner (CAD), gangguan yang menyebabkan penyempitan arteri yang memasok darah dan oksigen ke jantung.

Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung, yakni:

1. Kardiomiopati, gangguan pada otot jantung yang menyebabkan jantung menjadi lemah;

2. Penyakit jantung bawaan;

3. Serangan jantung;

4. Penyakit katup jantung;

5. Jenis aritmia tertentu, atau irama jantung tidak teratur;

6. Tekanan darah tinggi;

7. Emfisema, penyakit paru-paru;

8. Diabetes;

9. Tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif;

10. HIV;

11. Anemia yang parah;

12. Pengobatan kanker tertentu, seperti kemoterapi;

13. Penyalahgunaan zat atau alkohol.

Gejala Gagal Jantung

Gagal jantung dapat berlangsung terus-menerus (kronis), atau mungkin mulai tiba-tiba (akut).

Tanda dan gejala gagal jantung di antaranya:

1. Kelelahan;

2. Kenaikan berat badan secara tiba-tiba;

3. Kehilangan nafsu makan;

4. Katuk terus-menerus;

5. Ketak jantung tidak teratur;

6. Palpitasi jantung;

7. Pembengkakan perut;

8. Sesak napas;

9. Kaki dan pergelangan kaki bengkak;

10. Vena leher yang menonjol.

Baca juga: Cara Mudah Menjaga Kesehatan Ginjal Sekaligus Jantung Sesuai Saran Dokter

Baca juga: Ilmuwan Inggris Sebut Penderita Jantung Aman Berhubungan Intim

Ilustrasi Gagal Jantung
Ilustrasi Gagal Jantung (Tribun-Video.com)

Henti Jantung

Henti jantung adalah hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah yang terjadi secara mendadak.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia menegaskan, angka kejadian henti jantung atau cardiac arrest ini berkisar 10 dari 100.000 orang normal yang berusia dibawah 35 tahun dan per tahunnya mencapai sekitar 300.000-350.000 kejadian.

Hal ini menyebabkan kurangnya oksigen yang dapat disalurkan ke seluruh tubuh terutama otak dan jantung itu sendiri.

Kurangnya oksigen ke otak, akan menyebabkan sel-sel otak mati, hilang kesadaran dan fungsi otak lainnya.

Pada jantung, sel-sel jantung akan kekurangan oksigen, dan akan mati.

Sel-sel yang telah mati tidak dapat dihidupkan kembali.

Jika tidak ditangani dengan cepat, maka dapat berujung pada kematian.

Penyebab Henti Jantung

1. Gangguan irama jantung;

2. Penyakit jantung koroner;

3. Abnormalitas lainnya pada jantung;

Penyebab lainnya dapat berupa:

4. Gangguan metabolik/elektrolit seperti kekurangan kalium dapat menyebabkan gangguan irama jantung;

5. Pemakaian obat-obatan;

6. Keracunan obat;

7. Trauma atau kecelakaan.

Gejala Henti Jantung

Tanda-tanda atau gejala gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan henti jantung dapat dirasakan seperti pusing, atau rasa seperti mau pingsan, kehilangan keseimbangan tubuh.

Selain itu, pada sebagian orang juga bisa langsung terjatuh dan kehilangan kesadaran.

Saat sedang berpegian dan menemukan kerabat ataupun orang lain yang langsung jatuh tergeletak, cobalah untuk memanggil dan membangunkan orang tersebut.

Jika tidak kunjung bangun, panggil bantuan dan kalau bisa, lakukan pertolongan pertama yaitu kompresi jantung dan paru (CPR).

Baca juga: Penyakit Jantung Penyebab Meninggalnya Maura Putri Nurul Arifin Tak Kenal Usia, Waspada Gejalanya

Baca juga: Penyakit Jantung di Usia Muda: Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Serangan Jantung

Masih dari Healthline, istilah medis untuk serangan jantung adalah Infark Miokard.

Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner.

Di sinilah plak menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung.

Penumpukan plak di arteri juga dikenal sebagai aterosklerosis.

Ada dua jenis utama serangan jantung, yakni:

- Serangan jantung tipe I, di mana plak di dinding bagian dalam arteri pecah dan melepaskan kolesterol dan zat lain ke dalam aliran darah.

Hal ini kemudian dapat membentuk bekuan darah dan menyumbat arteri.

- Serangan jantung tipe II, di mana jantung tidak menerima darah kaya oksigen sebanyak yang dibutuhkan, tetapi tidak ada penyumbatan total pada arteri.

Sementara itu, penyebab lain dari serangan jantung adalah pembuluh darah robek, spasme pembuluh darah, penyalahgunaan narkoba, hipoksia atau kekurangan oksigen dalam darah.

Gejala Serangan Jantung

Gejala umum untuk serangan jantung, adalah:

1. Nyeri dada atau ketidaknyamanan;

2. Sesak napas;

3. Nyeri di lengan, bahu, atau leher;

4. Mual;

5. Berkeringat;

6. Pusing dan kelelahan;

7. Nyeri tubuh bagian atas;

8. Kesulitan bernapas.

Beberapa orang mungkin mengalami campuran gejala serangan jantung tanpa memandang jenis kelamin.

Ada juga perbedaan spesifik jenis kelamin dalam gejala serangan jantung.

Wanita lebih mungkin mengalami gejala serangan jantung yang khas, seperti nyeri dada dan sesak napas.

Namun, pria lebih mungkin mengalami serangan jantung akibat pecahnya plak, sementara wanita cenderung lebih berisiko terkena penyakit arteri koroner non-obstruktif.

Tingkat estrogen yang lebih tinggi juga dapat mengurangi risiko seseorang terkena serangan jantung.

Akibatnya, wanita memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung setelah menopause daripada sebelumnya.

(Tribunnews.com/Latifah)

Artikel terkait lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas