Perbedaan Demam pada Covid-19 dan DBD, Perhatikan Pola dan Ciri Khasnya
Perbedaan demam pada Covid-19 dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Perhatikan pola, siklus, dan ciri khas yang muncul.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) akhir-akhir ini muncul, di tengah pandemi Covid-19.
Baik DBD maupun Covid-19 sama-sama memiliki salah satu gejala yang sama, yaitu demam.
Lantas bagaimana perbedaan demam pada Covid-19 dan DBD?
Dokter spesialis penyakit dalam, Dr dr Erni Juwita Nelwan menjelaskan pola demam antara dengue dan Covid-19 berbeda.
Dikutip dari kemkes.go.id, fase demam pada DBD terjadi akibat diremia.
Baca juga: Demam Tifoid atau Tifus: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan dengan Vaksinasi Rutin
Diremia adalah adanya virus yang beredar di dalam darah.
Erni menyebut demam seperti ini sulit diturunkan oleh obat.
Karena penyebab demamnya itu ada terus di dalam darah sampai biasanya kurang lebih 3 hari.
"Jika pasien minum obat penurun panas, maka demam akan turun namun tidak lama kemudian demam akan naik lagi."
"Jadi demam pada demam berdarah itu sulit diturunkan dengan obat turun panas," ungkapnya.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Omicron, 5 Derajat Gejala Covid-19 dan Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Isoman
Erni menyebut pasien DBD akan banyak berkeringat karena efek samping dari obat turun panas tersebut.
"Dia berusaha menurunkan panas, tapi di satu sisi penyebab demamnya ada terus di dalam darah," kata Erni.
Berbeda dengan Covid-19, demam ini bisa disertai dengan gejala respirasi yang lebih dominan.
Seperti sesak napas, batuk, susah menelan, dan anosmia.