Ini Aktivitas yang Bisa Dilakukan Anak Muda untuk Cegah Obesitas
Anak muda punya kebiasaan ngemil seiring pandemi. Kondisi diperparah karena kuruangnya aktivitas fisik. Mereka pun terancam alami obesitas.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya frekuensi kegiatan online selama pandemi ini, membuat anak muda memiliki kebiasaan ngemil atau mengonsumsi jenis makanan tinggi gula, garam, lemak sambil belajar atau bekerja.
Kondisi diperparah dengan kurangnya aktivitas fisik selama mereka di rumah sehingga hal itu menyebabkan lemak semakin menumpuk dan berisiko obesitas.
Pakar Gizi Klinis, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM mengatakan, obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Obesitas dapat dicegah saat masih muda dengan mengatur keseimbangan energi dalam tubuh.
Baca juga: Obesitas dapat Mempercepat Proses Penuaan
"Bisa dimulai dari mengatur pola tidur / istirahat yang cukup, pola aktivitas fisik yang kontinu dengan intensitas rendah sampai sedang, pola emosi makan yang perlu diatur karena kebiasaan makan dengan jumlah berlebih dan cenderung memilih jenis makanan tidak sehat yang tinggi gula, garam, dan lemak disebabkan oleh emosi," katanya saat temu media daring, Senin (7/3/2022).
![obes 956-0](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/obes-956-0.jpg)
Selain itu, kata dia pola makan perlu diperhatikan sesuai jumlah, jenis, jadwal makan, dan pengolahan bahan makanan yang dianjurkan, yaitu jumlah sayur sebesar 2 kali lipat jumlah sumber karbohidrat dan protein, serta memerhatikan label kemasan sebelum makan guna membatasi asupan gula, garam, lemak yang ada di makanan dan minuman.
"Hal ini penting agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula, garam, dan lemak yang dikonsumsi setiap harinya.
Anak muda perlu melakukan pengelolaan ini sedini mungkin agar dapat melawan obesitas,” katanya.
Sebagai upaya untuk mengetahui asupan gula, garam, dan lemak dari pangan olahan kemasan, masyarakat diajak untuk lebih cermat dalam membaca label gizi kemasan pangan olahan yang dikonsumsi.
Masyarakat harus selalu memperhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan, yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula)) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian.
Anisyah, S.Si., Apt., MP., Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM RI mengatakan, idealnya, dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan).
"Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi agar terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya obesitas,” katanya.
Marcellino Indrawan, The New L-Men of The Year 2021 mengatakan, menjalankan gaya hidup sehat sejak usia muda merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga, dan manfaatnya bahkan saya rasakan secara langsung saat ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.