Meski Tumbuh Miring, Gigi Bungsu Tak Perlu Dicabut
Pada beberapa kasus semisal infeksi jaringan di atas gigi bungsu bisa disembuhkan oleh dokter.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gigi bungsu adalah gigi terakhir yang biasanya tumbuh pada saat seseorang masuk pada usia pra dewasanya sekitar 16-25 tahun.
Sering kali, gigi ini tumbuh tidak ideal seperti miring, tertidur, bahkan terpendam.
Selain itu, Dokter gigi R. Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan, gigi ini seperti gigi lainnya yang bisa juga mengalami proses anomali, seperti karies atau mengalami gangguan infeksi yang masuk kategori peritonitis.
Jika mengalami anomali tersebut, apakah gigi tersebut harus dicabut?
Ia mengatakan, semua kondisi anomali tadi bisa ditangani. Pada beberapa kasus semisal infeksi jaringan di atas gigi bungsu bisa disembuhkan oleh dokter.
"Apakah itu dengan jalan dibersihkan, kemudian apakah Dokter perlu melakukan insisi, melakukan proses penambalan, atau perawatan lanjutan ini termasuk gigi ini miring juga bisa memutuskan untuk melakukan upaya penegakan apabila memenuhi persyaratan," kata dia dalam talkshow Tribun Corner, Jumat (12/3/2022).
Namun, pada kondisi-kondisi seperti menekan saraf berlebihan, kemudian ada kista, ada kanker, atau kerusakannya sangat parah sehingga tidak lagi bisa dipertahankan sama sekali sehingga terpaksa harus dicabut gigi.
Baca juga: Kenali Masalah Ngilu Pada Gigi, Jangan Buru-buru Ganti Pasta Gigi
"Meski tumbuhnya tidak tidak terlalu bermasalah posisinya, maka dokter akan melakukan upaya pencabutan," imbuh dokter yang berpratek di RS Pamulang ini.
Pencabutan gigi bungsu bisa dilakukan dengan sederhana menggunakan tang oleh dokter gigi umum.
Namun, pada kondisi ini tertentu dokter mungkin melakukan tindakan odontektomi
atau upaya mengeluarkan gigi impaksi yang dilakukan dengan tindakan pembedahan.
"Harus dilakukan oleh dokter yang berkompeten, dilakukan oleh dokter spesialis bedah mulut ataupun dokter umum biasa yang memang sudah berkompeten," kata dia.
Dokter Anastasia mengatakan, tindakan odontektomi termasuk tindakan yang cukup beresiko, bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti perdarahan, bengkak pasca tindakan, kemudian mulut tidak bisa membuka biasanya terkait kondisi yang dialaminya.
Juga rasa baal, tidak terasa semutan akibat cedera pada persyarafan, juga infeksi.
"Pasien merasa nyeri hebat, menggigil, demam dan sebagainya itu harus segera mungkin kembali ke dokter.