Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Metode DRS Saat Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Gawat darurat tak pernah mengenal waktu. Situasi mendadak ini dapat terjadi pada siapa pun, kapanpun, dan dimanapun. Misalnya kecelakaan lalu lintas.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Mengenal Metode DRS Saat Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas
Fox News
Ilustrasi kecelakaan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi gawat darurat tak pernah mengenal waktu. Situasi mendadak ini dapat terjadi pada siapa pun, kapanpun, dan dimanapun.

Terbatasnya waktu untuk menyelamatkan korban gawat darurat menyebabkan perlunya penanganan yang cepat, tepat, dan cermat sesuai standar.

Tak perlu panik, simak metode DRS untuk pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas yang disampaikan oleh dr. Masni Meria Silalahi selaku Head of Emergency di Siloam Hospitals Jambi.

1. Danger: Pastikan Lingkungan Sekitar Jauh dari Bahaya

Pada saat terjadi kecelakaan dan kita hendak menolong, pastikan lingkungan sekitar dalam kondisi yang aman.

Jika kecelakaan terjadi di tengah jalan raya, tindakan sementara yang dapat dilakukan adalah dengan mengalihkan arus lalu lintas. Akan lebih baik lagi jika ada pihak berwajib yang mengatur lalu lintas agar korban kecelakaan tetap terjaga di posisinya.

Baca juga: Psikolog UGM Ungkap Cara Memberikan Pertolongan Pertama Saat Muncul Keinginan Akhiri Hidup

Berita Rekomendasi

“Pertolongan pertama tidak bisa dilakukan selama kita sendiri berisiko menjadi korban kecelakaan susulan. Jika ingin menolong, pastikan dulu lingkungan aman dan jauh dari bahaya," kata Masni dalam sesi edukasi pertolongan pertama korban kecelakaan via Zoom belum lama ini.

2. Response: Cek Respon Korban Kecelakaan

Cara paling mudah untuk mengetahui kondisi korban adalah dengan menepuk bahu dan menanyakan namanya.

Jika korban masih bisa menjawab, berarti korban berada dalam kondisi yang sadar.

Namun, apabila tidak ada jawaban dari korban, maka perlu tindakan lebih lanjut dari pihak medis untuk membantu menyadarkan korban.

Selama menangani korban kecelakaan gawat darurat, dr. Masni umumnya sering menemui kasus trauma di leher.

Kasus tersebut sangat krusial dan berisiko menimbulkan cedera susulan apabila ditangani dengan cara yang salah. Secara lebih serius, dr. Masni mengungkapkan bahwa trauma di leher juga dapat mengakibatkan kelumpuhan.

“Untuk penanganan pada leher, biasanya membutuhkan dua orang. Satu orang memegang sisi kepala belakang dengan lurus, satu orang lainnya menstabilkan posisi kepala bagian depan. Pastikan leher tampak lurus. Itu saja tugasnya, kemudian tunggu hingga petugas medis datang.”

3. Send for Help: Segera Hubungi Pihak Medis

Tindakan menyelamatkan korban kecelakaan gawat darurat harus dilakukan secara cepat.

Hal yang sangat penting bagi penolong adalah dapat mengirimkan bantuan secepat mungkin. Maka dari itu, segera hubungi ambulans rumah sakit terdekat supaya korban mendapatkan penanganan yang tepat sesuai standar.

Penolong dapat juga menelepon melalui 1-500-911 untuk mendapatkan ambulans dari Siloam Hospitals terdekat.

Sembari menunggu pihak medis, pastikan korban tidak sendirian. Lindungi korban dari terik matahari dan air hujan.

Selain itu, ada beberapa tindakan yang dapat mengurangi cedera lebih parah pada korban.

Pertama, sebisa mungkin biarkan korban tetap berada di posisinya dengan penjagaan dari orang sekitar dan memindahkan korban ke tempat lain dapat meningkatkan cedera yang lebih parah.

Kedua, jika korban sedang memakai helm, lebih baik tidak dilepaskan, biarkan pihak medis yang menangani hal tersebut.

Ketiga, hindari memberi makan dan minum untuk mengurangi risiko tersedak dan cedera lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas