Pasien Penyakit Ginjal Jangan Konsumsi Suplemen dan Susu Sembarangan, Ini Penjelasan Dokter
Sebab, pasien penyakit ginjal, dari segi usia dan stadium memiliki keragaman kebutuhan protein yang berbeda-beda.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ginjal merupakan organ penting untuk tubuh.
Selain berfungsi membuang air yang tidak dibutuhkan lagi lewat urine tapi juga membuang zat-zat lain seperti kelebihan elektrolit, sisa-sisa metabolisme dari makanan atau obat.
Kemudian mengatur tekanan darah, memproduksi sel darah merah, serta mengaktivasi vitamin D untuk penyerapan kalsium agar dapat menjaga kesehatan tulang.
Ginjal yang tidak sehat membuat fungsi-fungsi ginjal tidak dapat berfungsi sehingga menyebabkan banyak penyakit.
Seperti penyakit batu ginjal, infeksi saluran kemih, namun jika sudah mempunyai kerusakan permanen maka disebut gangguan ginjal kronik.
Baca juga: Kenali Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik dan Bagaimana Cara Mencegahnya
Ini merupakan kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan fungsi ginjal menurun secara permanen (sudah terjadi selama tiga bulan atau lebih).
"Salah satu masalah pada pasien gangguan ginjal kronik adalah mual, yakni ketika racun-racun yang seharusnya dibuang tadi, tidak dapat kita keluarkan dan menumpuk di saluran darah dan bahkan di rongga mulut."
Nafsu makan pasien ginjal nafsu berkurang karena racun berbau tadi tidak terbuang.
"Tapi bisa juga terjadi akibat stres karena pembatasan makanan yang ekstrim sehingga berat badan menurun sehingga terjadi malnutrisi,” ujar Medical General Manager Kalbe, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K dalam live Instagram @KalbeGroup.
Bagi pasien ginjal kronik stadium dialisis dan pre-dialisis dibutuhkan pembatasan asupan nutrisi.
Asupan protein pada pasien pre-ginjal kronik atau yang belum dialisis harus dikurangi agar dapat mempertahankan fungsi ginjalnya, supaya tidak cepat jatuh ke dalam stadium cuci darah.
Sebaliknya jika sudah masuk ke dalam dialisis, asupan protein harus ditingkatkan agar ketika cuci darah protein di badan juga terbuang.
“Pasien ginjal itu unik, tidak bisa diberikan suplemen sembarangan, susu sembarangan. Karena nanti proteinnya tinggi untuk pasien pre-dialisis atau sebaliknya untuk pasien dialisis. Jadi pilihlah suplemen nutrisi yang disesuaikan dengan penyakit ginjalnya," kata dia.
Product Management Medikal Nutrience Kalbe, Airin Levina, S.Gz menambahkan, ada perbedaan kebutuhan protein pada pasien penyakit ginjal yang dapat dilihat dari stadium dialisis dan pre-dialisis.
"Mereka yang merupakan pasien penyakit ginjal pre-dialisis merupakan pasien yang membutuhkan diet protein," kata dia.
Sedangkan mereka yang merupakan pasien penyakit ginjal dialisis merupakan pasien yang membutuhkan protein yang tinggi.
Untuk mereka yang berada pada kategori usia lansia, anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui, baik mereka yang masuk stadium penyakit ginjal pre-dialisis dan dialisis memiliki keragaman kebutuhan protein yang berbeda-beda.
Perhitungan gizi yang dibutuhkan dapat dikonsultasikan lewat dokter atau ahli gizi.