Dokter RS Siloam: Wanita Perlu Pahami Kesehatan Reproduksi demi Cegah Tindak Kekerasan
Kesehatan reproduksi kewanitaan penting untuk disosialisasikan demi meningkatkan kesadaran wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksi.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan reproduksi kewanitaan penting untuk disosialisasikan demi meningkatkan kesadaran wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksi.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Siloam Hospitals Balikpapan, dr Noviana Indarti SpOG (K) MH, menjelaskan kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi di mana tubuh wanita sehat secara fisik, mental, dan sosial, serta dapat memahami organ dan fungsi reproduksinya.
Hal itu dia sampaikan dalam sesi edukasi mengenai kesehatan reproduksi wanita yang digelar pihaknya dalam rangka memperingati hari Kartini pada 21 April.
Edukasi ini digelar di Lobby Siloam Hospitals Balikpapan dan juga disiarakan secara online melalui akun Instagram @siloambalikpapan,
Edukasi ini diharapkan dapat membekali wanita tentang pengetahuan yang benar sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Dia menjelaskan, maraknya kasus pelecehan dan pemerkosaan yang terjadi di tengah masyarakat, salah satu penyebabnya dapat berupa kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
Baca juga: Tetap Sehat Fisik dan Mental dengan Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
Supaya wanita dapat lebih mengenal diri sendiri, paparan dari dr. Noviana berfokus pada pemberian pengetahuan dasar tentang kesehatan reproduksi, pengenalan sistem dan alat reproduksi, pendewasaan dalam usia perkawinan, dan pencegahan terjadinya kekerasan seksual pada wanita.
Baca juga: Mitos Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Remaja Ini Jangan Dipercaya
Bahaya narkoba dan penggunaan minuman keras dapat berpengaruh.
“Biasanya penggunaan narkoba dan miras dapat membuat pikiran menjadi kacau, ya. Dari beberapa kasus yang ditangani, setelah (minum) miras, itu bisa saja melakukan hubungan seksual dan terjadi kehamilan di luar nikah,” kata dr Noviana dikutip, Sabtu (23/4/2022).
Media sosial pun juga dapat memberikan dampak negatif dan misinformasi dalam hal mengenal sistem reproduksi, terutama bagi anak-anak di bawah umur.
Karena itu, mengenal dan menjaga kesehatan reproduksi merupakan edukasi yang penting dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat.
Jika tidak dijaga dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit yang berpengaruh pada organ reproduksi.
Beberapa penyakit di antaranya, yaitu gonore dengan gejala rasa sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan nanah.
Sifilis atau raja singa, penyakit menular seksual dengan gejala yang samar, salah satunya dapat diketahui jika terdapat luka lecet pada alat kelamin.
Herpes kelamin yang ditandai dengan nyeri dan luka pada alat kelamin. Klamidia yang ditandai dengan keputihan berlebihan dan bercak darah.
Selain penyakit menular seksual tersebut, dr. Noviana juga menyebutkan beberapa penyakit lainnya,
“Pastinya HIV dan AIDS, tumor, miom (tumor di rahim), kista, dan kanker serviks,” kata dr Noviana.
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit menular seksual adalah dengan menghindari faktor risiko, seperti tidak melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang berbeda-beda, tidak menikah terlalu dini untuk menghindari ketidaksiapan tubuh dalam melakukan aktivitas seksual dan proses kehamilan.
Vaksinasi dan pap smear juga perlu dilakukan untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks atau kanker leher rahim.
Jika terdapat gejala sakit pada organ reproduksi dan berlangsung dalam waktu yang lama, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (*/)