Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menkes: Kematian Ibu dan Anak Jadi Masalah Besar di Indonesia

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, ada dua permasalahan besar di Indonesia, pertama adalah kematian ibu, dan kedua kematian anak.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Menkes: Kematian Ibu dan Anak Jadi Masalah Besar di Indonesia
tangkap layar
 Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, ada dua permasalahan besar di Indonesia, pertama adalah kematian ibu, dan kedua kematian anak.

Kematian ibu di Indonesia banyak diakibatkan oleh kanker, yakni kanker serviks dan kanker payudara.

Sementara kematian anak sering diakibatkan oleh infeksi dan yang paling tinggi adalah diare dan pneumonia.

Baca juga: Kemenkes Segera Luncurkan Formularium Nasional Fitofarmaka, Bisa Diresepkan pada Pasien JKN

Baca juga: Kemenkes Tambahkan 3 Vaksin Imunisasi Rutin bagi Masyarakat, Apa Saja?

“Kita cek ada vaksinnya untuk ibu itu vaksin kanker serviks, (vaksin) yang untuk kanker payudara belum ada. Selanjutnya untuk mencegah pneumonia pada anak dengan menggunakan vaksin PCV dan diare ada vaksin rotavirus,” katanya pada konferensi pers beberapa waktu lalu.

Untuk itulah, pihaknya menambah 3 jenis vaksin ke dalam program imunisasi rutin lengkap, yaitu PCV, Rotavirus dan HPV.

Alasan penambahan jenis vaksin tersebut untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak.

BERITA TERKAIT

Secara spesifik, vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.

Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota. Sementara vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.

Ketiga vaksin tersebut akan menjadi bagian dari imunisasi rutin lengkap yang dilakukan bertahap.

Vaksinasi HPV sebelumnya sudah dilakukan di sejumlah kabupaten/kota, di antaranya Yogyakarta.

Budi melanjutkan vaksinasi HPV sudah dilakukan cukup lama. Sehingga vaksinasi HPV harus cepat dilakukan secara masif di seluruh Indonesia karena hasilnya menunjukkan baik.

“Jadi di daerah-daerah seperti Yogja itu sudah dilakukan dan hasilnya baik. Kita pengin agar ini vaksinasi HPV cepat-cepat bisa diluncurkan secara nasional untuk bisa menurunkan kematian ibu yang disebabkan oleh serviks cancer, karena kanker makin lama makin naik kematiannya di Indonesia,” ucapnya.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI dr. Maxi Rein Rondonuwu menambahkan introduksi vaksinasi HPV telah dilakukan di beberapa kabupaten/kota salah satunya Yogya.

“Itu hasilnya baik mengurangi insiden daripada kanker serviks. Makanya kami perluas tahun ini arahan pak menteri untuk menambah di 8 provinsi jadi 4 provinsi di Jawa dan Bali, dan 3 provinsi di Sulawesi (Provinsi DKI Jakarta, D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali) yang ditargetkan selesai tahun 2022,” tutur Dirjen Maxi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas