Perlu Vaksin Cacar Dulu sebelum Terima Vaksin Mpox? Begini Penjelasannya
Ahli Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan tidak perlu mendapatkan vaksin cacar terlebih dahulu sebelum terima vaksin Mpox.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan vaksin cacar monyet atau Mpox di Indonesia telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Artinya, vaksin Mpox dapat diberikan dalam situasi darurat kesehatan.
Namun, apakah harus mendapatkan vaksin cacar biasa dulu sebelum menerima vaksin Mpox?
Terkait hal ini, Ahli Epidemiologi Griffith University sekaligus Pakar Kesehatan Dicky Budiman beri tanggapan.
Menurutnya, untuk bisa mendapatkan vaksin Mpox, tidak perlu mendapatkan vaksin cacar terlebih dahulu.
Vaksin Mpox bisa langsung diberikan pada kelompok yang memang berisiko tinggi.
"Tidak perlu mendapatkan vaksin cacar terlebih dahulu sebelum menerima vaksin Mpox," ungkap Dicky pada keterangannya, Jumat (20/9/2024).
Ia menjelaskan jika Vaksin Mpox seperti MVA-BN (Jynneos atau Imvanex) dirancang khusus untuk melawan virus Orthopox, termasuk Mpox dan cacar.
Sehingga tidak ada persyaratan untuk mendapatkan vaksin cacar yang lama.
"Namun, orang yang pernah divaksinasi dengan vaksin cacar generasi pertama mungkin memiliki perlindungan parsial, karena adanya kekebalan silang antar Orthopoxvirus," imbuhnya.
Baca juga: Vaksin MVA-BN Sudah Disetujui WHO dan BPOM, Sudahkah Terbukti Lawan Mpox?
Lalu adakah dampak bagi masyarakat yang belum terinfeksi, tetapi diberi vaksin Mpox?
Dicky menjelaskan jika pemberian vaksin kepada individu yang belum terpapar dapat meningkatkan kekebalan terhadap Mpox dan mencegah infeksi di masa depan.
Studi dari WHO menunjukkan bahwa vaksin MVA-BN memiliki profil keamanan yang baik.
Efek samping yang dilaporkan umumnya ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, kelelahan, atau sakit kepala.
"Keuntungan utama pemberian vaksin sebelum terpapar adalah meningkatkan kesiapsiagaan individu terhadap potensi wabah di masa mendatang," lanjutnya.
Terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti petugas kesehatan dan individu dengan kontak erat.