Gejala Hepatitis Akut Tidak Spesifik Tapi Umumnya Mengalami Sakit Perut, Diare serta Muntah
Penyakit hepatitis akut kini diduga menyerang sejumlah negara seperti Indonesia dan Singapura menyusul ditemukannya kasus kematian pada beberapa anak.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
"Ini bisa bertahan di permukaan lingkungan untuk waktu yang lama. Orang yang terinfeksi paling menular dalam beberapa hari pertama sakit," papar Dr Si Min.
Dr Fang Kuan menambahkan infeksi, penyakit autoimun, gangguan metabolisme, cedera hati akibat obat atau racun merupakan beberapa kemungkinan penyebab yang diketahui.
"Sampai 40 persen kasus hepatitis berat, tidak ada penyebab yang ditemukan meskipun penyelidikan dilakukan ekstensif, karena anak-anak tetap rentan terhadap penyakit menular pada masa kanak-kanak, orang tua harus tetap waspada, bahkan ketika inisiatif respons terhadap pandemi di Singapura berkurang," kata Dr Fang Kuan.
Dia menekankan, standar rekomendasi kebersihan yang baik, yang mencakup kebersihan tangan, pembersihan pada permukaan benda yang kerap disentuh oleh anak kecil pun harus selalu dipraktikkan.
Apakah vaksinasi dapat menawarkan perlindungan?
Dr Fang Kuan menjelaskan bahwa penyebab kasus hepatitis akut global masih belum diketahui pada tahap ini.
Sehingga terlalu dini untuk memastikan apakah vaksinasi rutin di bawah jadwal imunisasi nasional efektif melindungi anak-anak dari jenis hepatitis ini.
Sedangkan Dr Ai Tin menilai vaksin rutin anak tidak memberikan perlindungan terhadap hepatitis akut.
"Karena hepatitis A dan B dalam jadwal vaksinasi melindungi terhadap virus A dan B secara khusus," kata Dr Ai Tin.
Apa yang harus dilakukan para orang tua saat anaknya terkena penyakit ini?
Dr Tan mengimbau para orang tua untuk langsung menemui dokter, jika menemukan anaknya dalam kondisi tidak sehat atau menunjukkan gejala hepatitis akut.
"Penyajian hepatitis mungkin tidak jelas (awalnya), jadi selalu disarankan untuk pergi ke dokter jika kondisi anak tidak membaik pada 48 hingga 72 jam setelah konsultasi, atau bisa juga datang lebih awal jika kondisinya memburuk," tegas Dr Tan.
Menurut Dr Fang Kuang, tes darah dapat dilakukan untuk mencari kemungkinan terjadinya peradangan hati, dan sampel itu dapat dikirim untuk mendeteksi keberadaan adenovirus dan infeksi lainnya.
"Pengobatan sebagian besar dapat mendukung. Ini difokuskan terutama pada pemantauan dan pengobatan komplikasi penyakit hati, dan penyelidikan serta pengelolaan penyebab yang mendasarinya jika memungkinkan," kata Dr Fang Kuan.