Persamaan Covid-19 dan Hepatitis Akut, Berawal dari Penyakit yang Belum Diketahui Penyebabnya
Meski tak bisa dibandingkan, namun ada persamaan antara hepatitis akut dan covid-19. Ini perbandingan urutan kejadian Covid-19 dengan hepatitis akut
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suatu penyakit tidak dapat dibandingkan begitu saja dengan penyakit lainnya, banyak faktor yang berbeda yang mempengaruhinya.
Namun kini menjadi tanda tanya besar terkait kemunculan penyakit hepatitis akut yang kerap dikait-kaitkan dengan Covid-19.
Apakah hepatitis akut bisa menjadi pandemi seperti layaknya Covid-19 tentu harus dilihat dari proses dan runutan kejadiannya.
Baca juga: 21 Anak di DKI Jakarta Diduga Terjangkit Penyakit Hepatitis Akut, Tiga Meninggal Dunia
Baca juga: WHO Mendalami Kemungkinan Virus COVID-19 dalam Kasus Hepatitis Anak
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Aditama mengatakan walaupun memang tidak bisa dibandingkan secara langsung, tetapi setidaknya situasi sebulan sesudah ditemukan adalah amat berbeda antara Covid-19 dengan hepatitis akut berat sekarang ini.
"Walaupun demikian, kita semua tentu perlu waspada penuh dan melakukan antisipasi memadai, jangan abai tetapi juga jangan pula panik. Lakukan penanggulangan sejalan perkembangan ilmu yang ada, dan beri penjelasan menyeluruh pada masyarakat luas," ujar Prof Tjandra dalam pernyataannya, Kamis(12/5/2022).
Berikut perbandingan urutan kejadian Covid-19 dengan hepatitis akut:
Covid-19 pertama terdeteksi oleh WHO pada 31 Desember 2019, waktu itu namanya tentu belum Covid-19, namanya masih Pneumonia of unknown cause, pneumonia/radang paru yang belum diketahui penyebabnya.
Satu bulan kemudian, pada 30 Januari 2020, penyakit ini oleh WHO sudah dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) (Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia), sesuai aturan International Health Regulation (IHR).
Pada 30 Januari 2020 itu, atau sebulan sesudah dideteksi maka sudah ada hampir 20 ribu kasus konfirmasi dan suspek, tepatnya 19.961.
Juga sudah ditemukan bukti adanya penularan antar manusia.
Lalu, karena kasus terus berkembang dengan berbagai dimensinya maka pada pada 11 Maret 2020 COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO.
Sementara “Acute hepatitis of unknown aetiology” (istilah yang senada dengan Pneumonia of Unknwon Cause di awal Januari 2020 untuk COVID-19) atau Hepatitis/radang hati akut yang belum jelas penyebabnya ini mulai dideteksi WHO pada 5 April 2022.
Sesudah lebih dari sebulan berjalan, jumlah kasus probable di dunia sekitar 300-an. Data sampai 10 Mei 2022 di dunia tercatat 348 kasus probable dari 21 negara, 26 diantaranya memerlukan transplantasi hati.
Di sisi lain, juga belum ada informasi yang jelas tentang ada tidaknya penularan antar manusia.
"Tentu saja sampai sekarang hepatitis akut berat ini belum dinyatakan sebagai PHEIC, karena masih membutuhkan data ilmiah yang lebih jelas lagi," ujar Prof Tjandra.(Willy Widianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.