Ketahui Tindakan Medis untuk Penderita Bipolar, Pemberian Obat-obatan hingga Terapi Listrik
Penderita bipolar tidak bisa sembu sendiri. Mereka harus menjalani pengobatan dan terapi yang cukup panjang.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang penderita bipolar harus menjalani terapi dan pengobatan yang cukup panjang.
Melalui pengobatan diharapkan gejala bipolar dapat dikontrol atau diredakan.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Andri, SpKJ, FAPM mengatakan, pengobatan yang akan diberikan tentu menyesuaikan kondisi pasien.
Oleh karena itu, setiap pengobatan setiap pasien bipolar pasti berbeda.
Baca juga: Gangguan Bipolar: Penjelasan, Gejala, Jenis hingga Penyebab Terjadinya
"Mitosnya adalah enggak usah diobati bipolar, nanti juga baik sendiri tentu tidak. Atau hanya dengan diet dan olahraga juga tidak cukup," katanya dikutip dari channel youtube pribadinya, Jumat (20/5/2022).
Berikut tindakan medis yang dilakukan oleh dokter:
1. Memberi obat-obatan
Gangguan kejiwaan bipolar tidak bisa sembuh sendiri, diperlukan dukungan obat dan terapi.
Pertama adalah moodstabilizer atau obat penyeimbang suasana hati, seperti lithium, lamotrigine, dan carbamazepine.
"Pengobatan dengan moodstabilizer yang paling sering dilakukan dari pemberian obat antidepresan, seperti fluoxetine, escitalopram, dan sertraline," kata dia.
Kemudian juga ada antipsikotik aripiprazole, olanzapine, quetiapine, dan risperidone.
"Dalam prakteknya dan kedua obat ini yaitu antipsikotik dan moodstabilizer seringkali dipakai bersama untuk membantu pasien itu menjadi jauh lebih baik," jelas dokter yang berpratek di RS Omni Alam Sutera ini.
2. Psikoterapi
Terapi ini dibantu dengan psikolog. Terapi ini penting untuk belajar untuk mengenali dirinya termasuk cara agar tetap tenang atau mindfull pada saat kondisi-kondisi tertentu.
Ada beberapa psikoterapi yang bisa dilakukan. Seperti Interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), Cognitive behavioral therapy (CBT), Psikoedukasi.
3. Terapi Listrik
Kalau tidak berhasil dari obat-obatan maka bisa juga membantu dengan terapi listrik.
Terapi listrik adalah metode pengobatan penyakit yang memanfaatkan rangsangan elektrik.
Terapi ini cukup sering digunakan untuk menangani beberapa jenis penyakit saraf dan kejiwaan.
"Ini sangat membantu sampai saat ini masih menjadi salah satu rekomendasi pengobatan," kata dia.
Beberapa penggunaan vitamin dan mineral mungkin juga membantu yang berkaitan dengan elektrolit seperti misalnya natrium kalium dan kalsium.
Kemudian vitamin D, juga ada perubahan gaya hidup termasuk olahraga yang penting.
"Olahraga dan kognitif terapi berkaitan dengan bagaimana mengubah kognitif atau perilaku atau pikiran yang salah," imbuh dokter Andri.