Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Kesehatan

Vaksin ACAM2000 'Monkeypox' Disebut Bahaya untuk Ibu Hamil hingga Penderita Penyakit Jantung

CDC AS menyebutkan sejumlah kelompok orang yang tidak diizinkan untuk menerima vaksin ACAM2000.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Vaksin ACAM2000 'Monkeypox' Disebut Bahaya untuk Ibu Hamil hingga Penderita Penyakit Jantung
Shutterstock
Ilustrasi ibu hamil.Vaksin ACAM2000 'Monkeypox' Disebut Bahaya untuk Ibu Hamil hingga Penderita Penyakit Jantung 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah menyebutkan sejumlah kelompok orang yang tidak diizinkan untuk menerima vaksin ACAM2000 yang diklaim dapat mencegah wabah virus cacar monyet (Monkeypox) dan cacar.

Kelompok tersebut meliputi wanita yang sedang hamil atau menyusui, orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau gangguan imun (immunocompromised), mereka yang memiliki kondisi kulit seperti eksim atau dermatitis atopik, serta orang yang menderita penyakit jantung.

Baca juga: Ini Alasan AS Tidak Pilih Vaksin ACAM2000 untuk Cegah Monkeypox

Hal itu karena vaksin ACAM2000 memiliki efek samping yang sangat serius bagi tubuh, khususnya mereka yang sedang berada dalam kondisi hamil hingga menderita penyakit penyerta (komorbid).

Dikutip dari laman CNBC, Minggu (5/6/2022), ACAM2000 menggunakan strain virus ringan dalam keluarga yang sama dengan Monkeypox dan Smallpox yang masih dapat bereplikasi.

ilustrasi vaksin
ilustrasi vaksin (Freepik)

Ini mengindikasikan bahwa ada risiko virus itu hidup dalam vaksin dan dapat menyebar ke dalam tubuh penggunanya maupun orang lain.

ACAM2000 diberikan menggunakan jarum bermata dua yang digoreskan ke lengan atas.

Baca juga: AS Disebut Punya Dua Jenis Vaksin Monkeypox, Jynneos dan ACAM2000

Berita Rekomendasi

Lalu setelah jarum tersebut masuk, maka virus kemudian tumbuh menjadi infeksi lokal dalam bentuk lepuh.

Pasien pun berpotensi menyebarkan virus ini ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuh jika mereka menggaruk lepuh tersebut.

Kemudian jika mereka menggosok mata, ini dapat mengakibatkan kerusakan pada penglihatan.

Baca juga: Nigeria Laporkan 21 Kasus Cacar Monyet di Tahun 2022, Satu Orang Meninggal

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS pun telah memperingatkan bahwa sangat penting bagi orang yang divaksinasi ACAM2000 untuk merawat titik vaksinasi mereka secara benar.

Sehingga mereka tidak menyebarkan virus itu ke orang lain atau bagian tubuh lainnya.

Ahli Imunologi di Oregon Health and Science University yang telah mempelajari Monkeypox, Mike Slifka mengatakan bahwa pada wanita hamil, virus dapat menyebar ke janin dan menyebabkan bayi terlahir mati.

"Sedangkan orang dengan sistem kekebalan yang lemah menghadapi risiko virus akan tumbuh tak terkendali dan menyebabkan infeksi yang berbahaya," kata Slifka.

Pasien monkeypox di Republik Demokratik Kongo saat wabah pada tahun 1997
Pasien monkeypox di Republik Demokratik Kongo saat wabah pada tahun 1997 ((CDC/The Star))

Begitu pula orang dengan kondisi kulit seperti eksim atau dermatitis atopik, turut berisiko menyebarkan virus pada kulit mereka sendiri.

"Dan kondisi ini dapat berubah menjadi infeksi yang mengancam jiwa," jelas Slifka.

Sementara itu vaksin lainnya yang juga dimiliki AS untuk menangani Monkeypox, yakni Jynneos, diklaim tidak terkait dengan risiko yang sama dengan ACAM2000, karena menggunakan jenis virus yang tidak lagi dapat bereplikasi pada manusia.

"Itu juga diberikan menggunakan jarum suntik normal layaknya suntikan umum lainnya, seperti vaksin flu," papar Slifka.

Menurut Ahli Penyakit Menular dan Vaksin di Baylor College of Medicine di Texas, Dr. Peter Hotez, mengingat potensi efek samping ACAM2000, vaksin tersebut kemungkinan hanya akan digunakan secara luas dalam konteks epidemi cacar besar saja, karena virus yang hidup dalam vaksin itu sangat mematikan.

Terkait wabah Monkeypox baru-baru ini, penyakit ini merupakan virus yang memiliki gejala jauh lebih ringan dan tidak ada catatan kematian yang dilaporkan dalam kasus yang terjadi sejauh ini di Eropa dan Amerika Utara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas