Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Soal Monkeypox, Komite Vaksnasi Jerman Rekomendasikan Vaksin untuk Kelompok Berisiko

Perlu diketahui, Monkeypox merupakan penyakit langka yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
zoom-in Soal Monkeypox, Komite Vaksnasi Jerman Rekomendasikan Vaksin untuk Kelompok Berisiko
rte.ie
Roche mengklaim berhasil menemukan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat mendeteksi penyakit cacar monyet (Monkeypox), saat virus itu menyebar ke luar dari negara endemik. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Jerman sejauh ini telah bergabung dengan negara lainnya yang melaporkan kasus cacar monyet (Monkeypox), negara ini mencatat lebih dari 100 kasus infeksi.

Sementara itu, terkait laporan temuan kasus ini, lembaga penasihat vaksin independen negara itu yakni Komite Tetap Vaksinasi Jerman (STIKO) merekomendasikan pemberian suntikan vaksin untuk orang yang terpapar virus tersebut.

STIKO mengatakan pada Kamis kemarin bahwa orang yang berusia di atas 18 tahun namun telah terpapar atau berada pada peningkatan risiko infeksi Monkeypox harus diinokulasi.

Baca juga: Beberapa Pria yang Terkena Monkeypox Juga Menderita HIV

Dikutip dari laman Deutsch Welle, Jumat (10/6/2022), lembaga tersebut merekomendasikan vaksin cacar Imvanex yang diproduksi Bavarian Nordic.

Namun karena persediaannya terbatas, maka vaksin ini harus diberikan terlebih dahulu kepada orang-orang yang terpapar virus itu dalam waktu 14 hari terakhir.

Perlu diketahui, Monkeypox merupakan penyakit langka yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar.

Berita Rekomendasi

Namun dalam sebulan terakhir, hampir 20 negara di seluruh dunia telah melaporkan wabah virus tersebut.

Padahal di negara-negara itu, Monkeypox tidak menjadi endemik.

Dosisnya tergantung pada status vaksinasi

Rancangan rekomendasi panel STIKO harus melalui prosedur umpan balik dengan 16 negara bagian Jerman serta para ahli sebelum berubah menjadi keputusan final.

Rekomendasinya tidak mengikat secara hukum, namun umumnya diikuti oleh otoritas kesehatan Jerman.

Lembaga tersebut mengatakan bahwa mereka yang harus divaksinasi termasuk diantaranya orang dewasa yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan orang-orang yang dianggap berisiko tinggi.

Baca juga: Ibu Hamil yang Terinfeksi Monkeypox Disarankan untuk Operasi Caesar

Kategori berisiko tinggi ini tidak hanya pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis saja, namun juga staf di laboratorium spesialis yang bekerja meneliti sampel menular yang mengandung Monkeypox.

STIKO menyampaikan bahwa vaksinasi yang tepat menggunakan Imvanex melibatkan dua suntikan, dengan jarak interval 28 hari untuk orang yang sebelumnya tidak divaksinasi cacar.

Sedangkan dosis tunggal diberikan kepada mereka yang sebelumnya pernah mendapatkan suntikan cacar.

Menteri Kesehatan Jerman: Monkeypox 'bukan pandemi baru'

Monkeypox telah lama menjadi endemik di beberapa wilayah Afrika Barat dan Tengah.

Namun penyebaran penyakit ini di Eropa selama sebulan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan otoritas kesehatan, meskipun mereka juga menyatakan keyakinannya bahwa penyakit tersebut dapat ditangani.

Jerman telah mendaftarkan kasus pertama penyakit ini pada 19 Mei lalu dan pada Rabu lalu, saat negara itu telah mencatat 113 kasus.

Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan bahwa wabah tersebut dapat dikendalikan dengan pelacakan kontak (tracing) yang baik.

Ia pun mencoba meyakinkan publik dengan menyebut Monkeypox tidak akan menjadi pandemi baru.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  menyebut penyebaran Monkeypox sebagai 'situasi yang dapat dicegah'.

Bahkan pejabat WHO Rosamund Lewis menekankan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan virus tersebut telah bermutasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas