Ketahui Terapi Imunoterapi Sebagai Terobosan Terbaru Mengobati Kanker
Jumlah kasus baru kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks di seluruh dunia mencapai lebih dari 5 juta.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020, menyatakan jika jumlah kasus baru kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks di seluruh dunia mencapai lebih dari 5 juta.
Dari kasus tersebut, lebih dari 2,8 juta kasus kematian.
Baca juga: Apa Itu Kanker Payudara? Ini Gejala, Faktor Risiko, dan Langkah Pencegahannya
Sementara jumlah kasus baru ketiga jenis kanker tersebut di Indonesia menurut laporan yang sama mencapai 137.274. Lalu jumlah kematian sekitar 74.276.
Artinya, setiap hari terdapat lebih dari 200 keluarga kehilangan anggota keluarganya akibat jenis kanker tersebut.
Menanggapi data tersebut, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menyampaikan jika Indonesia perlu menyikapi tingginya kasus baru dan kematian akibat ketiga kanker ini.
"Yaitu dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut, pencegahannya, termasuk semua opsi terapi sistemik," ungkapnya pada Media Gathering yang diadakan YKI, Kamis (24/6/2022).
Prof Aru Sudoyo pun menjelaskan bahwa ada salah satu terobosan di dunia medis yang merupakan harapan baru bagi pasien kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks. Yaitu terapi pengobatan imunoterapi.
Imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh individu untuk mengenali dan menyerang sel kanker.
Baca juga: Profil Rima Melati, Artis Penyintas Kanker yang Eksis Menggunakan Nama Pemberian Bung Karno
Sel kanker memiliki kemampuan 'menyamarkan' diri. Sehingga sulit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Dengan imunoterapi, sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.
Sehingga bisa mendeteksi sel kanker untuk dihancurkan. Imunoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target dan kemoterapi.
Untuk menentukan terapi yang tepat, dilakukan berbagai tes seperti Programmed Death-ligand 1 (PD-L1). PD-L1 adalah protein transmembran.
Baca juga: Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan: Dapat Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Kanker
Dan ini berperan penting dalam menekan dukungan adaptif dari sistem kekebalan selama peristiwa atau kondisi tertentu.
Tes dengan PD-L1 imunohistokimia pada pasien akan menunjukkan tingkat ekspresi PD-L1 pada jaringan tumor. Semakin tinggi ekspresi PD-L1, respon akan semakin baik terhadap imunoterapi.