Ketahui Gejala Spesifik Jika Terpapar Penyakit TBC
Angka penderita penyakit TBC di kalangan masyarakat Indonesia meningkat di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Angka penderita penyakit TBC di kalangan masyarakat Indonesia meningkat di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai.
TBC atau yang sering disebut flek paru-paru, merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa.
Dokter dari Pusat Layanan Kesehatan. Universitas Airlangga (PLK UNAIR) Rima Dwi Yanantika menjelaskan, bakteri ini bisa menyerang paru-paru atau juga organ di luar paru-paru.
Baca juga: 6 Gaya Hidup Buruk Ini Ternyata Bikin Kamu Mudah Kena TBC
"Penyakit yang ditimbulkan akibat bakteri yang menyerang paru-paru, disebut TBC paru," kata dia dalam kegiatan talkshow yang digelar Unair beberapa waktu lalu.
Dokter Rima menjelaskan, ada 3 macam kondisi yang terjadi setelah bakteri menyerang paru-paru.
Pertama, ketika bakteri menginfeksi, tapi kemudian mati karena sistem imun tubuh sedang baik.
Kedua, bakteri menginfeksi ketika sistem imun tubuh sedang baik, tapi bakteri tadi tidak mati, melainkan tidur, yang disebut dengan dorman.
Penyakitnya disebut sebagai TBC laten, yang dapat menjadi aktif ketika sistem imun melemah sehingga menjadi fokus Pemerintah untuk ditangani lebih lanjut.
Kondisi terakhir adalah ketika bakteri menginfeksi tubuh dan berhasil mengakibatkan timbulnya gejala-gejala penyakit TBC aktif karena sistem imun tubuh yang melemah.
Adapun gejala umum yang biasanya dialami penderita TBC adalah batuk.
Namun, ia menegaskan tidak semua gejala batuk dapat menjadi penyebab TBC.
“Untuk penyakit TBC, batuknya berbeda dengan batuk alergi, karena batuknya penderita TBC tidak sembuh selama lebih dari 7 hari sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dahak,” terangnya.
Gejala lain TBC sambung Dokter Rima, seperti demam tidak terlalu tinggi, badan berkeringat di malam hari, sesak nafas, mual, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun.
“Sebenarnya untuk gejala sesak nafas, mungkin sedikit mirip dengan penyakit asma, tapi mereka berbeda. Penyakit asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas, sedangkan TBC disebabkan oleh bakteri, yang keduanya sama-sama menimbulkan gejala sesak nafas,” bebernya.
Dalam pengobatannya, ia menjelaskan bahwa ada beberapa tahap yang dilakukan, mulai dari uji dahak dan TCM (Tes Cepat Molekuler TBC), pemberian obat dengan pemantauan oleh tenaga medis, maupun pemantauan dahak secara berkala.
“Saran saya, jika ada gejala seperti yang saya sebutkan tadi, segera lakukan pemeriksaan. Dan apabila dinyatakan menderita penyakit TBC, kemudian berobat, tapi belum ada perubahan, sebaiknya kontrol lagi sampai tuntas, tetap patuh minum obat. Jangan berhenti sampai di situ saja,” pesan Dokter Rima.