Ahli Sebut Monkeypox Miliki Potensi Jadi Epidemi, Menular dengan Cepat dengan 4 Cara Ini
Tidak menutup kemungkinan monkeypox akan menjadi sebuah epidemi di setiap negara, meski dalam kondisi yang tidak semasif Covid-19.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi penyakit Monkeypox menjadi pandemi masih terhitung kecil.
Tapi, tidak menutup kemungkinan monkeypox akan menjadi sebuah epidemi di setiap negara, meski dalam kondisi yang tidak semasif Covid-19.
Epidemi diketahui sebagai penyebaran penyakit secara cepat ke sejumlah besar orang dalam populasi tertentu dalam waktu singkat.
Baca juga: Monkey Pox Jadi Darurat Global, Pakar: Perlu Tingkatkan Kewaspadaan Nasional
Menurut pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, semua negara mempunyai risiko terinfeksi oleh Monkeypox.
Hal ini berkaitan dengan perilaku dan kondisi masyarakat saat ini.
"Paling berisiko kelompok gay dan dan PSK. Dan di semua negara ini ada, begitu pun di Indonesia ada. Oleh karenanya, kewaspadaan harus dibangun dengan respon maksimal," tegas Dicky pada Tribunnews, Rabu (3/8/2022).
Menurut Dicky, jika sudah terjadi penularan pada komunitas umum maka akan sulit untuk melakukan 'pengereman.' Dalam arti, sulit untuk mengendalikannya sehingga butuh waktu.
Di sisi lain, Dicky menyebutkan jika semua orang berpotensi untuk terkena Monkeypox.
Baca juga: India Laporkan Kematian Cacar Monyet Pertama di Asia, Korban Sempat Dinyatakan Positif di UEA
Penularan Monkeypox bukan hanya pada kalangan berisiko tinggi.
Penularan bisa terjadi melalui empat mekanisme.
Pertama, terjadinya kontak dengan cairan tubuh seperti darah atau semen misalnya sperma.
Kedua kontak dengan lesi atau kelainan pada kulit pasien. Lesi merupakan luka yang ada pada kulit penderita Monkeypox.
Termasuk luka kelainan di kulit hidung, rongga mulut dan kelamin.
Ketiga, penularan melalui droplet, respilator. Penularan droplet tidak hanya pada udara, namun bisa pula pada cairan yang terhirup.
Keempat benda-benda atau sesuatu yang dipakai penderita kemudian digunakan oleh orang lain. Benda itu bis saja sudah terpapar dengan cairan tubuh pasien.
"Misalnya pakaian, seprai, sapu tangan,handuk dan sebagainya. Empat hal itu yang bisa menjadi sumber penularan," pungkas Dicky.